Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Ungkap Minat Jajaki Kerja Sama dengan Indonesia, dari Energi Nuklir hingga Pesawat Sipil

Kompas.com - 08/05/2022, 10:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobiev mengungkap berbagai sektor kerja sama yang potensial untuk lebih dikembangkan antara Rusia dan Indonesia, mulai dari energi nuklir hingga kolaborasi pembuatan pesawat sipil.

“Ada banyak area yang bisa dikembangkan lagi, terutama sektor energi tidak hanya yang konvensional tapi juga pengembangan energi hijau seperti energi air,” kata Vorobiev dalam wawancara eksklusif bersama dengan Kompas.com bertajuk"Unlocking Podcast 05 – Lyudmila Vorobieva: G20 Should Focus on Global Economic Issues."

Baca juga: Rangkuman Hari ke-73 Serangan Rusia ke Ukraina, Pabrik Azovstal Digempur dari Darat dan Udara, Aksi Putin Jelang 9 Mei

Sama halnya dengan Indonesia, keberadaan sungai-sungai besar utamanya di wilayah utara Rusia telah banyak dikelola sebagai waduk untuk menghasilkan energi. Transfer teknologi diharap bisa terjadi dalam kerja sama pengembangan pembangkit listrik tenaga air (AS) ini kedepannya.

“Termasuk energi nuklir. Orang-orang tidak perlu takut dengan nuklir, karena ini termasuk energi hijau.”

Walaupun kaya dengan minyak dan gas, “Negara Beruang Putih” telah lama memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi. Kontribusi tenaga nuklir dalam bauran energi Rusia kini mencapai 20 persen.

Adapun penerimaan publik atas pengembangannya tetap baik, meski bencana nuklir terbesar di dunia Chernobyl menjadi catatan sejarah, yang dampaknya terasa dekat dengan masyarakat Rusia.

Vorobiev mengatakan teknologi keamanan pembangkit nuklir Rusia justru telah meningkat hingga lima kali lebih kuat sejak insiden itu.

Baca juga: Jokowi Giliran Berdialog dengan Putin, Bahas Ukraina dan G20

Rusia kini bahkan menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan Pembangkit Nuklir Terapung. Reaktor nuklir jenis ini dapat berpindah-pindah ke lokasi karena berbentuk seperti kapal.

Meski terbilang mini, hasil energi dari reaktornya mampu menerangi kota-kota kecil. Teknologi ini juga terbilang lebih aman, terutama untuk wilayah yang memiliki risiko gempa bumi dan tsunami seperti di Indonesia.

“Kami siap membagikan teknologi ini ke Indonesia jika pemerintah Indonesia siap untuk menggunakan energi nuklir,” kata dia.

Iran, Bangladesh, Uzbekistan hingga Turki, merupakan beberapa negara yang telah membangun kerja sama energi nuklir dengan Rusia.

Sejauh ini, belum ada negara di kawasan Asia Tenggara yang mengembangkan energi nuklir. Ketertarikan serius dengan teknologi Rusia pernah ditunjukkan Vietnam sebelumnya, akan tetapi proyek ambisius itu batal setelah insiden Nuklir Fukushima terjadi.

“Masalahnya bukan karena mereka tidak yakin dengan teknologi Rusia, tapi Fukushima mengubah opini publik soal tenaga nuklir,” kata dia, menambahkan bahwa Pembangkit Nuklir Fukushima menggunakan teknologi lama Amerika Serikat.

Baca juga: Masalah Aksi Boikot di Pertemuan G20, Ini Pendapat Rusia

Kerja sama potensial lainnya

Hingga saat ini Indonesia dan Rusia sejatinya telah banyak menjalin kemitraan dalam mengembangkan sektor energi.

Salah satu yang merupakan proyek kerja sama terbesarnya adalah Kilang Minyak Tuban yang digarap oleh Pertamina dan raksasa energi Rusia Rosneft.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com