Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Terancam Kelaparan, Ingin Akhiri Krisis tapi Terganjal China

Kompas.com - 21/05/2022, 23:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Keengganan China memutihkan utang negerinya berpotensi menghambat perundingan dengan IMF yang antara lain mengutamakan restrukturisasi utang. Sektor swasta juga akan terdorong untuk menolak penghapusan utang Sri Lanka.

"Minimnya sikap kooperatif oleh Beijing bisa membuat pemulihan utang Sri Lanka menjadi lebih rumit,” kata Aditi Mittal dari lembaga konsultasi Verisk Maplecroft.

Bank Sentral Sri Lanka sendiri bersikeras menyiapkan proposal restrukturisasi utang sebagai jalan keluar krisis. "Kami saati ini berada dalam status kebangkrutan,” kata Gubernur Bank Sentral, P Nandalal Weerasinghe.

"Posisi kami sudah sangat jepas, sampai adanya restrukturisasi utang, kami tidak bisa membayar cicilan,” pungkasnya.

Baca juga: Warga Sri Lanka: Kami Akan Mati, Kami Tak Bisa Berbuat Apa-apa Tanpa Gas dan Minyak Tanah

 

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bencana Kelaparan Mendekat, Sri Lanka Kesulitan Keluar dari Krisis.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com