Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Perang di Ukraina, Rusia Akan Izinkan Warga Lebih dari 40 Tahun Daftar Militer

Kompas.com - 21/05/2022, 09:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Sebagai tanda kebutuhan mendesak untuk meningkatkan upaya perangnya di Ukraina, parlemen Rusia pada Jumat (20/5/2022), mengatakan akan mempertimbangkan rancangan undang-undang yang mengizinkan warga Rusia berusia di atas 40 tahun dan warga asing berusia di atas 30 tahun untuk mendaftar ke militer.

Situs web Duma Negara, majelis rendah parlemen, mengatakan, langkah itu akan memungkinkan militer untuk memanfaatkan keterampilan profesional warga dengan usia yang lebih tua.

“Untuk penggunaan senjata presisi tinggi, pengoperasian senjata, dan peralatan militer, diperlukan spesialis yang sangat profesional. Pengalaman menunjukkan bahwa mereka menjadi seperti itu pada usia 40–45 tahun,” ungkap mereka, dilansir dari Reuters.

Baca juga: Tentara Rusia yang Dihukum Penjara Seumur Hidup: Saya Minta Maaf Membunuh Warga Sipil

Aturan yang berlaku saat ini adalah hanya warga Rusia berusia 18-40 tahun dan warga asing berusia 18-30 tahun yang dapat menandatangani kontrak pertama dengan militer.

Rusia dilaporkan telah mengalami kemunduran besar dan kerugian besar orang dan peralatan dalam perang 86 hari di Ukraina.

Meskipun telah mengambil kendali penuh atas Kota Mariupol, Rusia tetap jauh dari tujuannya untuk merebut semua wilayah Donbass di Ukraina timur.

"Jelas, Rusia berada dalam masalah. Ini adalah upaya terbaru untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja tanpa mengkhawatirkan populasi mereka sendiri. Tetapi, semakin sulit bagi Kremlin untuk menutupi kegagalan mereka di Ukraina," pendapat pensiunan Jenderal AS Ben Hodges, mantan komandan pasukan Angkatan Darat AS di Eropa.

Baca juga: Tentara Rusia Pertama Diadili di Ukraina atas Tuduhan Kejahatan Perang

Sementara itu, seorang spesialis perang darat di lembaga pemikir keamanan dan pertahanan Inggris RUSI, Jack Watling, mengatakan, militer Rusia kekurangan infanteri.

"Rusia perlu menstabilkan awak di unit militernya di Ukraina dan menghasilkan unit baru jika ingin meningkatkan posisinya di lapangan," kata dia.

"Ini akan menjadi proses yang lambat dan rumit, tetapi dapat dipercepat dengan memobilisasi orang-orang dengan keterampilan dan pengalaman militer yang ada," ungkap Jack Watling.

Duma Negara mengatakan, undang-undang yang diusulkan juga akan memudahkan untuk merekrut petugas medis sipil, insinyur, serta spesialis operasi dan komunikasi.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Jumat bahwa Rusia bakal membentuk 12 unit militer di distrik militer baratnya sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman di sana, mengutip tawaran keanggotaan NATO oleh Finlandia dan Swedia.

Baca juga: Tentara Rusia Perkosa Saya dan Bunuh Suamiku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com