Netralitas Finlandia sangat berbeda karena muncul sebagai syarat perdamaian, yang diberlakukan oleh Uni Soviet dalam "perjanjian persahabatan" 1948. Itu dipandang sebagai cara pragmatis untuk bertahan dan mempertahankan kemerdekaan negara.
Baca juga: Turki: Finlandia Gabung NATO dengan Damai, Swedia Provokatif
“Netralitas Swedia adalah masalah identitas dan ideologi, sedangkan di Finlandia masalah eksistensi,” kata Henrik Meinander.
Sejarawan itu yakin, Swedia bahkan mampu berdebat tentang keanggotaan NATO salah satunya karena dia menggunakan Finlandia dan Baltik sebagai "zona penyangga".
Di sisi lain, Finlandia sebenarnya sudah meninggalkan netralitasnya setelah Uni Soviet runtuh.
Ia melihat ke Barat dan berusaha membebaskan diri dari lingkup pengaruh Soviet. Bergabung dengan Uni Eropa dipandang tidak hanya menawarkan keuntungan ekonomi tetapi juga keuntungan keamanan.
Iro Sarkka menilai, bergabung dengan NATO pada awal 1990-an mungkin menjadi langkah yang terlalu besar bagi Finlandia, yang ketika itu baru muncul sebagai “negara netral”.
Tetapi waktu dan persepsi tentang risiko sudah berubah sekarang, kebanyakan orang Finlandia mengatakan mereka siap.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.