Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Burung-burung di India Alami Dehidrasi dan Berjatuhan dari Pohon karena Gelombang Panas…

Kompas.com - 06/05/2022, 15:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

 

AHMEDABAD, KOMPAS.com – Awal musim panas di India kali ini telah membawa rekor suhu udara tertinggi dan berdampak bukan hanya pada kehidupan manusia, tetapi juga kehidupan satwa.

Para ahli telah memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat membuat kondisi seperti itu lebih intens dan lebih sering terjadi.

Sebuah rumah sakit hewan di Kota Ahmedabad barat telah merawat sekitar 2.000 burung selama sebulan terakhir.

Baca juga: WNI di India Saat Dilanda Gelombang Panas: Saya Tak Kuat, Baru 2 Langkah Keluar, Tenggorokan Langsung Kering

Banyak di antara burung-burung itu ditemukan dalam kondisi lemah dan mengalami dehidrasi parah, dengan beberapa menderita patah sayap setelah jatuh dari pohon.

"Kami menerima setidaknya 50 hingga 60 burung yang mengalami dehidrasi setiap hari," kata Gira Shah, salah satu pendiri Jivdaya Charitable Trust yang mengelola rumah sakit, dilansir dari AFP, Jumat (6/5/2022).

Dia menyebut suhu udara di India telah melonjak hingga 46 derajat Celcius (115 derajat Fahrenheit).

Rumah sakit burung di Ahmedabad barat adalah salah satu yang terbesar dari jenisnya di India dan didirikan oleh anggota kepercayaan Jain -agama India kuno yang mengajarkan anti-kekerasan dan cinta untuk semua makhluk, besar dan kecil.

Panasnya suhu udara kali ini sayangnya juga bertepatan dengan akhir musim kawin untuk beberapa spesies burung, yang mengakibatkan sejumlah besar anakan dirawat di fasilitas tersebut.

Baca juga: India Dilanda Gelombang Panas, Permintaan Listrik Sentuh Rekor Tertinggi, Dipicu Penggunaan AC

Para sukarelawan penyelamat hewan dan masyarakat di Ahmedabad dilaporkan membawa burung-burung dalam kotak kardus atau keranjang setiap harinya, di mana mereka dicatat, ditimbang, ditandai, dan diperiksa oleh dokter hewan.

Burung-burung dirawat, tetapi sekitar satu dari empat tidak bertahan hidup karena parahnya dehidrasi atau komplikasi yang diakibatkannya.

Mereka yang pulih disimpan di kandang sampai mereka siap untuk dilepaskan kembali ke alam liar.

Lainnya yang telah terlalu parah cacat karena cedera mereka dikirim ke kebun binatang atau lembaga pendidikan.

'Cukup mengerikan'

Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air dari botol beristirahat dari membersihkan rumput liar dari taman dekat Gerbang India di tengah meningkatnya suhu di New Delhi pada 27 Mei 2020. India layu di bawah gelombang panas, dengan suhu di beberapa tempat mencapai 50 derajat Celsius (122 derajat Fahrenheit) dan ibu kota mengalami hari terpanas di bulan Mei dalam hampir dua dekade. JEWEL SAMAD Seorang pekerja menghilangkan dahaganya dengan air dari botol beristirahat dari membersihkan rumput liar dari taman dekat Gerbang India di tengah meningkatnya suhu di New Delhi pada 27 Mei 2020. India layu di bawah gelombang panas, dengan suhu di beberapa tempat mencapai 50 derajat Celsius (122 derajat Fahrenheit) dan ibu kota mengalami hari terpanas di bulan Mei dalam hampir dua dekade.

Dokter hewan Nidhi Sharma telah merawat beberapa jenis burung yang mengalami dehidrasi. Ini termasuk burung parkit dan burung elang.

"Ini sangat (mengalami) dehidrasi," kata wanita 29 tahun itu sambil menyuntikan cairan yang mengisi ke burung elang yang tengah ditangani.

Baca juga: Parahnya Gelombang Panas di India dan Pakistan: “Kami Hidup di Neraka”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com