Analis militer mengatakan Rusia meningkatkan serangannya terhadap pabrik senjata, kereta api, dan target infrastruktur lainnya di seluruh Ukraina, untuk melemahkan kemampuan negara itu melawan serangan darat besar-besaran di wilayah Donbas, jantung industri timur Ukraina yang sebagian besar berbahasa Rusia.
Militer Rusia mengatakan rudalnya menghantam lebih dari 20 sasaran militer di timur dan tengah Ukraina pada hari terakhir, termasuk gudang amunisi, markas komando dan kelompok pasukan dan kendaraan.
Jenderal Richard Dannatt, mantan kepala Angkatan Darat Inggris, mengatakan kepada Sky News bahwa serangan itu adalah bagian dari kampanye "pelunakan" oleh Rusia, menjelang serangan darat yang direncanakan di Donbas.
Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal berjanji "berjuang sepenuhnya sampai akhir" di kota pelabuhan Mariupol yang vital secara strategis.
Kota itu telah menjadi kantong perlawanan terakhir dalam pengepungan tujuh minggu, dengan pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja yang luas. Pasukan pertahanan mengabaikan ultimatum menyerah-atau-mati dari Rusia pada Minggu (17/4/2022).
Pemerintah Ukraina menghentikan evakuasi warga sipil untuk hari kedua pada Senin (18/4/2022), mengatakan pasukan Rusia menembaki dan memblokir koridor kemanusiaan.
Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan Ukraina menegosiasikan perjalanan dari kota-kota di timur dan tenggara, termasuk Mariupol dan daerah lain di Donbas.
Pemerintah wilayah Luhansk di Donbas mengatakan empat warga sipil yang mencoba melarikan diri ditembak dan dibunuh oleh pasukan Rusia.
Menurut Vereshchuk, Rusia dapat dituntut atas kejahatan perang atas penolakannya untuk mengizinkan warga sipil pergi dari Mariupol.
“Penolakan Anda untuk membuka koridor kemanusiaan ini di masa depan akan menjadi alasan untuk menuntut semua yang terlibat dalam kejahatan perang,” tulisnya di media sosial.
Baca juga: Putin Sebut Barat Cetak Gol Bunuh Diri dengan Beri Sanksi ke Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.