Di sisi lain, seorang perwakilan pemerintah Suriah membantah upaya perekrutan tersebut.
"Hingga saat ini tidak ada nama yang ditulis, tidak ada tentara yang terdaftar di pusat mana pun, atau siapa pun yang pergi ke Rusia untuk berperang di Ukraina," kata Omar Rahmoun dari Komite Rekonsiliasi Nasional kepada AFP.
Tentara bayaran Suriah telah bertempur di sisi yang berlawanan dari konflik asing, di Libya dan Nagorno-Karabakh.
Lebih dari satu dekade perang telah mendorong 90 persen populasi ke dalam kemiskinan, sebuah faktor yang dikatakan oleh warga Suriah untuk Kebenaran dan Keadilan sebagai faktor kunci dalam perekrutan.
Seorang tentara Suriah mengatakan kepada kelompok aktivis bulan ini, bahwa dirinya mendaftar untuk berperang di Ukraina karena dia tidak dapat menemukan pekerjaan setelah dinas militernya.
"Situasinya sangat mengerikan. Tidak ada listrik, pemanas, atau gas rumah tangga," katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah mendaftar di kantor intelijen angkatan udara dekat Damaskus.
Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Rudal ke Dekat Ibu Kota Suriah, Warga Sipil Dilaporkan Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.