"Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut dan membiarkan ada jalur kehidupan ke Rusia dari sanksi ekonomi ini dari negara mana pun, di mana pun di dunia," imbuh Sullivan.
Pada Sabtu (13/3/2022), AS mengatakan akan mengirimkan senjata tambahan senilai 200 juta dollar AS untuk pasukan untuk membantu mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Washington dan sekutunya juga telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
Baca juga: China Jawab Permintaan, Kirim Bantuan Rp 11,3 Miliar ke Ukraina
“Negeri Paman Sam” beserta sekutunya juga melarang impor energinya, sambil memberikan bantuan militer dan kemanusiaan ke Ukraina senilai miliaran dollar AS.
Mereka juga telah mengimbau China, negara-negara Teluk, dan negara-negara lain yang enggan mengutuk invasi Rusia dan ikut mengucilkan Moskwa dari ekonomi global.
Beijing, mitra dagang utama Rusia, telah menolak menyebut tindakan Rusia sebagai invasi.
Perdagangan menyumbang sekitar 46 persen dari ekonomi Rusia pada 2020 di mana sebagian besar adalah dengan China, tujuan ekspor terbesarnya.
Baca juga: China Akan Beri Bantuan Kemanusiaan Rp11,3 Miliar ke Ukraina
Namun, Presiden China Xi Jinping pekan lalu memang menyerukan "pengekangan maksimum" di Ukraina setelah pertemuan virtual dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Xi juga menyatakan keprihatinan tentang dampak sanksi terhadap keuangan global, pasokan energi, transportasi dan rantai pasokan, di tengah tanda-tanda yang berkembang bahwa sanksi Barat membatasi kemampuan China untuk membeli minyak Rusia.
Namun, Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi surat kabarGlobal Times yang didukung negara China, mengatakan di Twitter, "Jika Sullivan berpikir dia dapat membujuk China untuk berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia, dia akan kecewa."
Selama di Roma, Sullivan juga akan bertemu dengan Luigi Mattiolo, penasihat diplomatik Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Baca juga: China Peringatkan AS dan Barat soal Pengiriman Senjata ke Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.