Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Orang Tua di Rusia Tak Percaya Anak-anaknya di Ukraina Digempur Artileri…

Kompas.com - 08/03/2022, 22:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

Setiap media Rusia yang menggunakan kata-kata "perang", "invasi", atau "serangan" menghadapi risiko diblokir oleh regulator media Rusia, karena dinilai "dengan sengaja menyebarkan informasi salah mengenai tindakan personel militer Rusia" di Ukraina.

Saluran-saluran televisi populer di Rusia menyebut ancaman terhadap warga sipil Ukraina tidak datang dari pasukan bersenjata Rusia, tapi dari kaum nasionalis Ukraina yang menggunakan warga sipil sebagai tameng.

Sejumlah warga Rusia turun ke jalan untuk memprotes perang, namun rangkaian demonstrasi ini tidak ditayangkan stasiun-stasiun televisi utama pemerintah Rusia.

Mykhailo, seorang pemilik restoran ternama di Kyiv, mengaku tidak punya waktu atau ketertarikan menyaksikan liputan stasiun televisi Rusia mengenai invasi ke Ukraina.

Ketika gempuran dimulai di Kyiv, dia dan istrinya berkonsentrasi melindungi putri mereka yang berusia enam tahun, serta putra mereka yang masih bayi.

Pada malam hari, anak-anak mereka bangun akibat suara ledakan dan tidak berhenti menangis. Mykhailo dan istrinya kemudian memutuskan pindah ke pinggiran Kota Kyiv, lalu kabur ke Hongaria.

Baca juga: Situasi Stasiun Kereta Api Kharkiv Dipenuhi Ribuan Warga Ukraina Berusaha Melarikan Diri dari Perang

Di Hongaria, Mykhailo mengamankan istri dan kedua anaknya. Tapi lantas dia berbalik menuju bagian barat Ukraina untuk membantu upaya memerangi Rusia.

Dia heran tidak mendengar kabar dari ayahnya yang bekerja di sebuah biara dekat Nizhny Novgorod di Rusia. Dia lalu menelpon ayahnya dan menjelaskan apa yang terjadi.

Namun, sang ayah malah membantah keterangan Mykhailo. Menurutnya, tidak ada perang dan bahkan tentara Rusia sedang berupaya menyelamatkan warga Ukraina dari ancaman Nazi.

Sebelum kejadian ini, Mykhailo mengaku paham kekuatan propaganda Rusia. Tapi saat dia mendengar keterangan dari ayahnya, dia merasa sangat sedih.

"Ayah saya sendiri tidak percaya saya, padahal dia tahu saya di sini dan melihat segala sesuatu dengan mata kepala saya sendiri. Lalu ibu saya, mantan istrinya, juga mengalami hal yang sama," papar Mykhailo.

Dia bersembunyi dengan neneknya di kamar mandi akibat gempuran.

Baca juga: Ukraina Klaim Bunuh 12.000 Tentara dan Hancurkan 303 Tank Rusia

Selama bertahun-tahun media Rusia mengontrol informasi dengan sangat ketat sehingga para pemirsa tidak mendapat pandangan kritis soal Rusia serta aksi-aksinya di dunia.

"Narasi pemerintah hanya memperlihatkan Rusia sebagai tokoh baik," ucap Dr Joanna Szostek, pakar soal Rusia dan komunikasi politik di Universitas Glasgow.

"Bahkan dalam kisah-kisah yang mereka paparkan soal Perang Dunia Kedua, Perang Patriotik Akbar, Rusia tidak berbuat salah. Dan itulah mengapa sekarang mereka (penduduk Rusia) tidak mempercayai (serangan di Ukraina)," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com