Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Orang Tua di Rusia Tak Percaya Anak-anaknya di Ukraina Digempur Artileri…

Kompas.com - 08/03/2022, 22:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

 

KHARKIV, KOMPAS.com - Sudah berhari-hari Oleksandra dan empat anjingnya berlindung di ruang bawah tanah apartemennya di Kharkiv sejak Rusia melancarkan gempuran artileri.

"Saat saya mendengar beberapa ledakan pertama, saya lari keluar rumah untuk menjemput anjing-anjing saya di kandang. Orang-orang panik, meninggalkan mobil mereka. Saya begitu takut kala itu," papar Oleksandra.

Baca juga: China Peringatkan AS dan Barat soal Pengiriman Senjata ke Ukraina

Perempuan berusia 25 tahun itu berbincang secara rutin dengan ibunya yang tinggal di Moskwa.

Namun, selama mengobrol dan bahkan setelah mengirim sejumlah video dari kotanya yang hancur dibombardir, Oleksandra tidak bisa meyakinkan sang ibu bahwa dirinya dalam keadaan bahaya.

"Saya tidak ingin membuat orang tua saya takut, namun saya mulai memberitahu mereka secara langsung bahwa sejumlah warga sipil dan anak-anak dalam keadaan sekarat," katanya.

"Walau mereka mengkhawatirkan saya, mereka masih berkeras kondisi itu mungkin hanya kecelakaan, bahwa tentara Rusia tidak akan menyasar warga sipil dan justru tentara Ukraina yang membunuh warganya sendiri," lanjut Oleksandra.

Adalah hal yang lumrah bagi warga Ukraina memiliki keluarga di Rusia. Tapi bagi sebagian di antara mereka, seperti Oleksandra, kerabat di Rusia punya pemahaman bertolak belakang mengenai konflik di Ukraina.

Oleksandra meyakini hal ini terjadi karena kerabatnya di Rusia diberikan informasi oleh media Rusia yang dikendalikan secara ketat oleh pemerintahan Vladimir Putin.

Baca juga: Lebih dari 2 Juta Orang Melarikan Diri dari Perang di Ukraina, Ini Negara yang Menampung

Menurut Oleksandra, ibunya hanya mengulang narasi yang dia dengar dari saluran-saluran berita media pemerintah Rusia.

"Saya sangat takut ketika ibu benar-benar mengutip keterangan dari TV Rusia. Mereka hanya mencuci otak masyarakat dan masyarakat mempercayainya," kata Oleksandra.

"Orang tua saya paham bahwa ada aksi militer yang terjadi di sini. Tapi mereka bilang: 'Tentara Rusia datang untuk membebaskan kamu. Mereka tidak akan merusak apapun, mereka tidak akan menyentuhmu. Mereka hanya menargetkan pangkalan-pangkalan militer'."

Anjing-anjing Oleksandra menjadi pendorong semangatnya selama berlindung dari gempuran Rusia.

OLEKSANDRA via BBC INDONESIA Anjing-anjing Oleksandra menjadi pendorong semangatnya selama berlindung dari gempuran Rusia.

Ketika BBC mewawancarai Oleksandra, gempuran masih berlangsung. Koneksi internet berjalan lambat sehingga komunikasi hanya bertukar pesan suara.

"Saya hampir lupa seperti apa kesunyian. Mereka menggempur tanpa henti," kata Oleksandra.

Akan tetapi, pada hari yang sama, saluran-saluran TV Rusia tidak menyebutkan gempuran artileri di kawasan permukiman Kota Kharkiv, warga sipil meninggal, atau empat orang yang tewas selagi mengantre air bersih.

Saluran-saluran TV pemerintah Rusia membenarkan perang dengan menyalahkan agresi Ukraina dan menyebutnya "operasi pembebasan khusus".

Baca juga: 4 Negara Mencoba Jadi Pendamai Rusia Ukraina, tapi Punya Motif Masing-masing?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pejabat AS Desak China dan Rusia: Bukan AI yang Pegang Kendali Nuklir, Tapi Manusia

Pejabat AS Desak China dan Rusia: Bukan AI yang Pegang Kendali Nuklir, Tapi Manusia

Global
'Penderitaanku di Kamp Perbudakan Scammer di Myanmar'

"Penderitaanku di Kamp Perbudakan Scammer di Myanmar"

Internasional
Polisi Berjaga Dekat Kamp Protes Pro-Palestina di UCLA Setelah Serangan Pendukung Israel

Polisi Berjaga Dekat Kamp Protes Pro-Palestina di UCLA Setelah Serangan Pendukung Israel

Global
Rangkuman Hari Ke-798 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Serang Kilang Rosneft | Bom di Kharkiv

Rangkuman Hari Ke-798 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Serang Kilang Rosneft | Bom di Kharkiv

Global
Serangan Rudal Rusia Lukai 13 Orang di Odessa Ukraina

Serangan Rudal Rusia Lukai 13 Orang di Odessa Ukraina

Global
Apa yang Terjadi di Penjara Abu Ghraib 20 Tahun Lalu?

Apa yang Terjadi di Penjara Abu Ghraib 20 Tahun Lalu?

Internasional
Gelombang Panas Vietnam Parah, Ratusan Ribu Ikan Mati Kekurangan Air

Gelombang Panas Vietnam Parah, Ratusan Ribu Ikan Mati Kekurangan Air

Global
Hamas Bersikeras Minta Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Hamas Bersikeras Minta Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Ekspor Senjata ke Israel | Tentara Ukraina Kecanduan Judi

[POPULER GLOBAL] Ekspor Senjata ke Israel | Tentara Ukraina Kecanduan Judi

Global
Serangan Bom Rusia di Kharkiv Ukraina Tewaskan 2 Orang

Serangan Bom Rusia di Kharkiv Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Ukraina Perkenalkan AI Jubir Kemenlu Bernama Victoria Shi

Ukraina Perkenalkan AI Jubir Kemenlu Bernama Victoria Shi

Global
Pendukung Israel Serang Kamp Protes Pro-Palestina di Los Angeles

Pendukung Israel Serang Kamp Protes Pro-Palestina di Los Angeles

Global
Kementerian Kehakiman AS Akan Golongkan Penggunaan Ganja Kejahatan Tingkat Rendah

Kementerian Kehakiman AS Akan Golongkan Penggunaan Ganja Kejahatan Tingkat Rendah

Global
Staf Klinik Australia Pura-pura Sibuk Saat Menteri Datang, Ada Pasien Gadungan Juga

Staf Klinik Australia Pura-pura Sibuk Saat Menteri Datang, Ada Pasien Gadungan Juga

Global
Imbas Protes Anti-Israel, Gerai Ayam Kentucky AS di Aljazair Dibuka Tanpa Logo

Imbas Protes Anti-Israel, Gerai Ayam Kentucky AS di Aljazair Dibuka Tanpa Logo

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com