Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Akhirnya Setuju Kirim Senjata Langsung ke Ukraina

Kompas.com - 27/02/2022, 08:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN, AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan bahwa Jerman akan mengirimkan senjata langsung ke Ukraina. Dia mengatakan Jerman akan mengirim 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal Stinger.

"Invasi Rusia ke Ukraina menandai titik balik dalam sejarah. Ini mengancam seluruh tatanan pascaperang kami," kata Kanselir Olaf Scholz saat pemerintahnya menyetujui pengiriman sejumlah besar senjata mematikan ke Keiv seperti dilansir AFP pada Minggu (27/2/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari Ketiga Serangan Rusia ke Ukraina, Pengepungan Kiev, Abramovich serahkan Chelsea, 120.000 Pengungsi

"Dalam situasi ini, adalah tugas kita untuk mendukung Ukraina dengan kemampuan terbaik kita dalam pertahanannya melawan tentara invasi (Presiden Rusia) Vladimir Putin," kata Scholz, menekankan bahwa Jerman "berdiri erat di sisi Ukraina".

Dalam pergeseran dari kebijakan lama yang melarang ekspor senjata ke zona konflik, Berlin membuka Bundeswehr miliknya, dan berjanji mengirim 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal permukaan-ke-udara kelas "Stinger" ke Ukraina.

Jerman juga akhirnya menyetujui pengiriman 400 peluncur roket anti-tank melalui Belanda ke Ukraina pada Sabtu (26/2/2022).

Berlin juga telah membatalkan beberapa pembatasan pengiriman senjata buatan Jerman ke zona konflik. Ini berarti negara ketiga akan dapat mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina.

Baca juga: Perangi Penyusupan Digital Rusia, Ukraina Bentuk Tentara IT

Selain senjata, 14 kendaraan lapis baja akan diserahkan ke Ukraina, dan "akan berfungsi untuk perlindungan personel, mungkin untuk tujuan evakuasi", kata sumber pemerintah.

Hingga 10.000 ton bahan bakar juga akan dikirim melalui Polandia ke Ukraina, menurut sumber tersebut, seraya menambahkan bahwa "layanan dukungan lain yang mungkin sekarang sedang diperiksa".

Menyambut keputusan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkicau: "Lanjutkan, Kanselir Olaf Scholz!"

Langkah terbaru Kanselir Jerman Olaf Scholz ini membalikkan kebijakan lama Jerman yang melarang ekspor senjata ke zona konflik.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina: Memahami Kebijakan Jerman Menolak Kirim Bantuan Senjata

Pada saat yang sama, para menteri Jerman mengatakan mereka sedang berupaya membatasi akses Rusia ke sistem pembayaran antar bank global Swift dengan cara yang "tertarget", yang "mengenai orang yang tepat" dan menghindari kerusakan tambahan.

Pemerintah koalisi tiga partai Jerman, yang terdiri dari sosialis, liberal dan Hijau, menghadapi tantangan dalam merumuskan tanggapan yang koheren terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Tetapi kini ada kesadaran bahwa Jerman mungkin harus bergantung tidak hanya pada perdagangan dan diplomasi untuk keamanannya, tetapi juga pada kekuatan militer.

Tokoh-tokoh masyarakat yang di masa lalu telah menyatakan simpati kepada Moskwa kini telah diam atau menuding bahwa Rusia salah.

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina: Gagalnya Upaya Diplomasi?

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berkiacau di Twitter: "Dunia kita berbeda setelah perang agresi Putin. Sementara kita dikejutkan oleh pelanggaran hukum internasional ini, kita bukannya tidak berdaya.

"Itulah mengapa kami akan membantu tentara Ukraina berjuang untuk negara mereka dengan senjata anti-tank dan rudal Stinger."

Jerman dikejutkan oleh tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina dan menuntut pemerintah mereka mengambil tindakan lebih keras terhadap Kremlin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com