Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Buat Biaya Hidup di Singapura Makin Tinggi, Makin Banyak Warga Cari Bantuan

Kompas.com - 08/02/2022, 17:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

SINGAPURA, KOMPAS.com - Jumlah keluarga yang mencari bantuan ekonomi telah meningkat sepanjang pandemi Covid-19 termasuk di negara kaya seperti Singapura.

Salah satu pendiri Food Bank Singapore, Nichol Ng menceritakan pengalamannya mengirimkan makanan dari pintu ke pintu. Penerimanya adalah keluarga muda (dengan) suami dan istri bekerja paruh waktu atau bekerja lepas.

“Ini adalah keluarga yang terkena dampak ketika Covid melanda dan semua pekerjaan paruh waktu mengering," katanya dilansir BBC pada Senin (31/1/2022).

Baca juga: Peneliti Singapura: Ada Dampak Perubahan Iklim yang Lebih Berbahaya dari Banjir dan Kekeringan!

Menurut Ng, sebagai dampak pandemi Covid-19, kini bukan hanya 10 persen termiskin dari populasi yang sekarang membutuhkan bantuan.

"Ini perlahan-lahan merayap ke mungkin 20 persen dari populasi (Singapura), termasuk keluarga berpenghasilan menengah yang bahkan mungkin sejak awal tidak tahu ke mana harus mencari bantuan."

Adapun peningkatan biaya hidup di Singapura tidak hanya karena kenaikan harga pangan, tapi juga kebutuhan pelengkap tambahan selama pandemi.

"Karena Covid, kesadaran diri setiap orang untuk menjaga diri sendiri dalam hal kebersihan meningkat," kata Ng.

Tetapi harga minyak sawit yang lebih tinggi berarti sampo, sabun tangan, dan pembersih tangan juga menjadi jauh lebih mahal.

"Hingga 20 persen dari permintaan (bantuan) kami sejauh ini dan terutama mulai dari paruh kedua tahun lalu, telah beralih ke produk kebersihan pribadi," tambahnya.

Baca juga: Gejala Covid-19 yang Dialami Warga Singapura

Ng juga prihatin bahwa gelombang inflasi saat ini tampaknya tidak bersifat sementara.

"Di masa lalu, pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, Anda mungkin melihat kenaikan harga ini, tetapi tampaknya inflasi ini akan terus berlanjut - dan tidak ada di antara kita yang benar-benar memiliki 'bola kristal' untuk memahami kapan itu akan berakhir," ujarnya.

Lonjakan biaya hidup di Singapura

Daniel Tan, pengusaha yang memiliki enam warung nasi ayam, juga kini mulai mengeluhkan kesulitan usahanya. Sebelumnya dia menagih 2,20 dollar AS (Rp 31.673) untuk porsi kecil. Tetapi pandi Covid-19 telah membuat biaya bahan-bahannya meningkat tajam.

Di Singapura, harga ayam naik 50 persen dan sayur naik lebih dari dua kali lipat sejak Januari 2020.

"Kami telah menahan harga untuk jangka waktu yang signifikan," katanya kepada BBC di salah satu kios Nasi Ayam OK di utara Singapura.

"Ketika pandemi melanda, pikiran pertama kami adalah ini adalah keadaan darurat jangka pendek - enam bulan, mungkin satu tahun - jadi kami menahan (harga) selama yang kami bisa karena kami berharap semuanya akan berakhir."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com