Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Magawa, 'Tikus Pahlawan' Kamboja Mati, Nyawa yang Terselamatkan Jadi Warisan Abadi

Kompas.com - 12/01/2022, 14:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Magawa, "tikus pahlawan" yang pekerjaannya mengendus ranjau darat di Kamboja, sehingga mendapat medali berkat keberanian menyelamatkan jiwa, telah meninggal pada usia 8 tahun.

Tikus berkantung raksasa Afrika itu menemukan lebih dari 100 ranjau darat dan bahan peledak lainnya selama bertugas, menurut APOPO, organisasi non-pemerintah pembersih ranjau yang melatihnya.

Baca juga: Ranjau, Ledakan, Gerilya: Kisruh Kelompok Bersenjata di Afrika Tengah

Keberhasilan pekerjaan itu membuatnya memenangkan medali emas dari badan amal veteriner Inggris, People's Dispensary for Sick Animals pada 2020.

"Dengan berat hati kami berbagi berita sedih bahwa HeroRAT Magawa meninggal dengan damai akhir pekan ini,” bunyi pengumuman berita APOPO pada Selasa (12/1/2022) melansir CNN.

Dilaporkan bahwa Magawa dalam keadaan sehat dan menghabiskan sebagian besar minggu lalu bermain dengan antusiasme seperti biasa.

Tetapi, menuju akhir pekan dia mulai melambat. Dia mulai lebih banyak tidur siang dan menunjukkan nafsu makanan yang menurun di hari-hari terakhirnya.

“Magawa baru-baru ini merayakan ulang tahunnya di bulan November, mencapai usia tua yang agung 8 tahun," ujar pernyataan APOPO.

Baca juga: 6 Anak Tewas dalam Ledakan Ranjau Tua di Senegal

Berita penghormatan itu mengatakan bahwa Magawa telah meninggalkan "warisan abadi yakni kehidupan yang dia selamatkan."

"Kami semua di APOPO merasa kehilangan Magawa dan kami berterima kasih atas pekerjaan luar biasa yang telah dia lakukan."

Magawa, pensiun tahun lalu. Dia adalah "tikus pahlawan" APOPO yang paling sukses hingga saat ini, menurut organisasi itu.

“Kontribusinya memungkinkan komunitas di Kamboja untuk hidup, bekerja, dan bermain; tanpa takut kehilangan nyawa atau anggota tubuh,” tambah APOPO.

Tikus berkantung raksasa Afrika cerdas dan mudah dilatih. Magawa mulai berlatih sejak usia muda.

Ia lahir pada November 2013 di Universitas Pertanian Sokoine di Tanzania. Di sana, dia belajar bagaimana menemukan bahan peledak menggunakan indra penciumannya yang luar biasa, menurut APPO.

Tiga tahun kemudian dia pindah ke Siem Reap di Kamboja, di mana dia memulai karirnya.

Baca juga: Taliban Tembak Mati 10 Pekerja Pembersih Ranjau di Afghanistan

APOPO melatih tikus untuk mendeteksi aroma bahan kimia peledak yang digunakan di ranjau darat dan memberikan tanda pada petugas yang akan memberikan penangan selanjutnya.

Pekerjaan Magawa telah membantu organisasi tersebut membersihkan lebih dari 225.000 meter persegi tanah di Kamboja, di mana konflik selama beberapa dekade telah meninggalkan lahan yang dipenuhi dengan perangkat berbahaya yang belum meledak.

"Setiap penemuan yang dia buat mengurangi risiko cedera atau kematian bagi orang-orang Kamboja”

Membersihkan ladang ranjau adalah pekerjaan yang intens, sulit, berbahaya dan menuntut akurasi dan waktu. Karena itu, sistem deteksi hewan APOPO dapat meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com