PHNOM PENH, KOMPAS.com - Magawa, "tikus pahlawan" yang pekerjaannya mengendus ranjau darat di Kamboja, sehingga mendapat medali berkat keberanian menyelamatkan jiwa, telah meninggal pada usia 8 tahun.
Tikus berkantung raksasa Afrika itu menemukan lebih dari 100 ranjau darat dan bahan peledak lainnya selama bertugas, menurut APOPO, organisasi non-pemerintah pembersih ranjau yang melatihnya.
Baca juga: Ranjau, Ledakan, Gerilya: Kisruh Kelompok Bersenjata di Afrika Tengah
Keberhasilan pekerjaan itu membuatnya memenangkan medali emas dari badan amal veteriner Inggris, People's Dispensary for Sick Animals pada 2020.
"Dengan berat hati kami berbagi berita sedih bahwa HeroRAT Magawa meninggal dengan damai akhir pekan ini,” bunyi pengumuman berita APOPO pada Selasa (12/1/2022) melansir CNN.
Dilaporkan bahwa Magawa dalam keadaan sehat dan menghabiskan sebagian besar minggu lalu bermain dengan antusiasme seperti biasa.
Tetapi, menuju akhir pekan dia mulai melambat. Dia mulai lebih banyak tidur siang dan menunjukkan nafsu makanan yang menurun di hari-hari terakhirnya.
“Magawa baru-baru ini merayakan ulang tahunnya di bulan November, mencapai usia tua yang agung 8 tahun," ujar pernyataan APOPO.
Magawa has died peacefully at the age of 8.
Magawa cleared landmines in Cambodia for many years saving countless human lives.
He was awarded a gallantry medal by the @PDSA_HQ. ????Great work Magawa, great work????????????????pic.twitter.com/m2hFmWuJEc
— ???? Ay? Bakare ???? (@AJBakare) January 11, 2022
Baca juga: 6 Anak Tewas dalam Ledakan Ranjau Tua di Senegal
Berita penghormatan itu mengatakan bahwa Magawa telah meninggalkan "warisan abadi yakni kehidupan yang dia selamatkan."
"Kami semua di APOPO merasa kehilangan Magawa dan kami berterima kasih atas pekerjaan luar biasa yang telah dia lakukan."
Magawa, pensiun tahun lalu. Dia adalah "tikus pahlawan" APOPO yang paling sukses hingga saat ini, menurut organisasi itu.
“Kontribusinya memungkinkan komunitas di Kamboja untuk hidup, bekerja, dan bermain; tanpa takut kehilangan nyawa atau anggota tubuh,” tambah APOPO.
Tikus berkantung raksasa Afrika cerdas dan mudah dilatih. Magawa mulai berlatih sejak usia muda.
Ia lahir pada November 2013 di Universitas Pertanian Sokoine di Tanzania. Di sana, dia belajar bagaimana menemukan bahan peledak menggunakan indra penciumannya yang luar biasa, menurut APPO.
Tiga tahun kemudian dia pindah ke Siem Reap di Kamboja, di mana dia memulai karirnya.
Baca juga: Taliban Tembak Mati 10 Pekerja Pembersih Ranjau di Afghanistan
APOPO melatih tikus untuk mendeteksi aroma bahan kimia peledak yang digunakan di ranjau darat dan memberikan tanda pada petugas yang akan memberikan penangan selanjutnya.
Pekerjaan Magawa telah membantu organisasi tersebut membersihkan lebih dari 225.000 meter persegi tanah di Kamboja, di mana konflik selama beberapa dekade telah meninggalkan lahan yang dipenuhi dengan perangkat berbahaya yang belum meledak.
"Setiap penemuan yang dia buat mengurangi risiko cedera atau kematian bagi orang-orang Kamboja”
Membersihkan ladang ranjau adalah pekerjaan yang intens, sulit, berbahaya dan menuntut akurasi dan waktu. Karena itu, sistem deteksi hewan APOPO dapat meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.