Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Ancam Pidanakan Pedagang yang Sembarangan Naikkan Harga Telur, Berapa Harga Telur di Sana?

Kompas.com - 11/01/2022, 12:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com – Menteri Perdagangan Dalam Negeri Thailand, Jurin Laksanawisit pada Senin (10/1/2022), mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap vendor yang sembarangan menaikkan harga telur.

Harga telur ayam di Thailand diketahui melonjak naik 5-6 baht atau sekitar Rp2.129- Rp2.555 per tray berisi 30 butir telur pada hari Senin.

Asosiasi Ayam Petelur mengaitkan kenaikan tersebut dengan tingginya biaya pakan dan obat-obatan hewan.

Baca juga: Di Thailand, Pemegang Kartu Jamkesmas Tak Perlu Susah-susah Cari Rujukan untuk Berobat

Diberitakan Bangkok Post, Selasa (11/1/2022), Jurin menegaskan Kementerian belum menyetujui kenaikan harga telur dan ayam.

Dia pun menyarankan bisnis yang memproduksi atau menjual produk telur untuk memberi tahu pihak berwenang tentang biaya produksi mereka dan meminta persetujuan sebelum menaikkan harga.

Jurin mengatakan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Thailand terus mencermati harga produk telur untuk mengurangi dampak pada konsumen yang sudah kelimpungan dari melonjaknya harga daging babi.

Harga telur di Thailand

Presiden Asosiasi Ayam Petelur di Thailand, Manote Chuthapthim, mengatakan harga telur di pasaran telah naik dari 2,8 baht (sekitar Rp 1.192) per butir menjadi 3 baht (sekitar Rp1.277) per butir karena peternak tidak dapat lagi menanggung kenaikan biaya produksi.

Biaya pakan juga diperkirakan tidak akan turun di masa mendatang.

Baca juga: Thailand Diguncang Enam Ledakan Bom saat Malam Tahun Baru

“Meski begitu, harga telur di ex-farm dalam ukuran campuran tidak boleh melebihi 3,44 baht, karena Dewan Telur telah menetapkan batas mark-up tidak lebih dari 20 persen dari biaya,” kata Manote.

Dia menyampaikan, harga telur pada akhirnya akan turun lagi selama liburan sekolah dan festival vegetarian tahunan. Namun, Manote tidak menjelaskan alasannya.

Dia juga tidak menjelaskan biaya obat hewan.

Menurut data dari Asosiasi Ayam Petelur, Thailan tercatat saat ini memiliki sekitar 50 juta ayam petelur yang menghasilkan sekitar 40 juta telur per hari, sebagian besar untuk pasar domestik.

Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Thailand, Wattanasak Sur-iam, mengatakan pada Senin bahwa para peternak ayam petelur dan pedagang telur telah sepakat untuk mempertahankan harga berbagai macam telur ayam yang dijual di depan peternakan dengan harga tertinggi 3 baht (sekitar Rp1.277) per butir selama enam bulan ke depan.

Dia mengatakan kesepakatan itu dicapai dalam pembicaraan antara Kementerian Perdagangan, produsen telur ayam, pedagang, dan eksportir serta Kementerian Peternakan.

Wattanasak mengatakan kenaikan harga disebabkan oleh pengurangan pasokan setelah ayam petelur dihabiskan dan dipindahkan dari peternakan.

Baca juga: Reaksi Media Thailand Usai Laga Final Piala AFF, Termasuk Singgung Kekecewaan Indonesia Terus Berlanjut

Dikatakannya, Kementerian Peternakan berjanji akan berusaha menambah jumlah ayam petelur untuk menopang pasokan telur dan menambahkan bahwa Departemen Perdagangan Dalam Negeri akan berdiskusi dengan instansi terkait pemotongan biaya produksi bagi produsen telur ayam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com