KAZAKHSTAN, KOMPAS.com - Kerusuhan di Kazakhstan telah mendorong harga minyak naik karena investor khawatir akan gangguan pasokan.
Sementara, kejadian itu tampaknya tidak memengaruhi pasar uranium, meskipun negara Kazakhstan menjadi produsen terbesar kedua di dunia.
"Kerusuhan jelas dapat menghentikan produksi dan ekspor," kata Bjarne Schieldrop, seorang analis dari Skandinaviska Enskilda Banken (SEB) sebagaimana dikutip dari Kantor Berita AFP, Minggu (9/1/2022).
Baca juga: Kerusuhan Kazakhstan Bisa Berdampak Global, Pengaruhi Minyak hingga Bitcoin
Selama seminggu belakangan, harga minyak mentah jenis Brent naik sekitar 5 persen dan pada hari Jumat (7/1/2022) melebihi 83 dollar AS per barel.
"(Kerusuhan Kazakhstan) Menempatkan harga minyak pada level tertinggi sejak penurunan harga yang dipicu oleh kemunculan pertama varian Omicron pada akhir November 2021," kata Carsten Fritsch, analis komoditas di Commerzbank.
Seperti diketahui, protes menyebar di berbagai wilayah di Kazakhstan sebagai wujud kemarahan warga di sana atas kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) yang banyak digunakan untuk bahan bakar mobil.
Ribuan orang turun ke jalan di Almaty dan di provinsi barat Mangystau dalam protes yang meluas hingga mencakup slogan-slogan anti-pemerintah.
Kekerasan meletus ketika polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah ribuan orang yang berunjuk rasa di Almaty pada Selasa (4/1/2022).
Hari berikutnya pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung pemerintah, membakarnya, dan keadaan darurat nasional diumumkan.
Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev pada Jumat kemarin menolak seruan untuk pembicaraan dengan pengunjuk rasa setelah berhari-hari kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengizinkan pasukannya untuk menembak mati tanpa peringatan.
Baca juga: Rangkuman Kerusuhan di Kazakhstan: Dipicu Harga Elpiji Naik, Negara Darurat Nasional
Jika merujuk pada data dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA), Kazakhstan adalah negara produsen minyak terbesar di Asia Tengah dengan seperdua belas dari cadangan dunia.
Kazakhstan memproduksi sekitar 1,8 juta barel per hari pada tahun 2020.
Negara ini juga merupakan produsen minyak terbesar kedua dalam kelompok produsen minyak utama OPEC+, di belakang Rusia.
Hidrokarbon membentuk 21 persen dari PDB pada tahun 2020, menurut Bank Dunia.
“Produksi oleh Tengizchevroil (perusahaan minyak terbesar di Kazakhstan) sementara telah disesuaikan sebagai akibat protes di ladang Tengiz,” terang Stephen Brennock dari pialang PVM.