Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Picu Konflik Besar Saingi Perang Dunia II

Kompas.com - 09/12/2021, 14:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

LONDON, KOMPAS.com – Invasi skala penuh yang dilancarkan Rusia ke Ukraina dapat memicu konflik besar yang menyangi Perang Dunia II.

Hal tersebut disampaikan Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Laksamana Tony Radakin dalam pidatonya pada Rabu (8/12/2021).

“Signifikansi skenario terburuk dalam invasi penuh ke Ukraina adalah skala besar di Eropa sejak Perang Dunia II,” kata Radakin sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

Baca juga: Biden kepada Putin: Jika Rusia Serang Ukraina, Tanggung Akibatnya

Mengacu pada tantangan China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, Radakin menekankan bahwa lanskap keamanan saat ini lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan 30 tahun terakhir.

Dia menuturkan, krisis yang disebabkan oleh pengerahan 90.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina sangat mengkhawatirkan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kepada Sky News bahwa akan ada banyak tentara Rusia yang tewas jika Presiden Rusia Vladimir Putin nekat menyerang negaranya.

“Mereka (sekutu) dapat menyerang secara ekonomi. Kami akan bertempur di lapangan. Saya minta maaf, tetapi akan ada banyak tentara Rusia yang tewas, dan kami berharap Presiden Putin tidak menginginkan itu terjadi,” tutur Kuleba.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?

Kuleba menambahkan, negaranya telah bekerja sama dengan para sekutunya untuk mencegah Moskwa menyerang Ukraina.

Meski demikian, dia menggarisbawahi bahwa tentara Ukraina akan mampu mempertahankan tanah air mereka jika ada invasi.

Baru-baru ini, Rusia dilaporkan mengerahkan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.

Langkah itu telah memicu kekhawatiran Barat bahwa Rusia mungkin melancarkan agresi militer. Menurut pejabat Ukraina, Moskwa dapat memicu eskalasi skala besar pada Januari.

Baca juga: Presiden Ukraina Kunjungi Garis Depan Konflik Lawan Rusia, Pakai Helm dan Rompi Antipeluru

Pada 2014, Rusia dituding mulai mendukung pasukan separatis di Ukraina timur melawan pemerintah pusat. Dukungan tersebut dipertahankan selama tujuh tahun terakhir.

Uni Eropa sendiri telah menerapkan langkah-langkah pembatasan dalam menanggapi krisis Ukraina sejak 2014.

Saat ini, sebanyak 185 orang dan 48 entitas masuk dalam daftar hitam atau blacklist Uni Eropa karena melanggar integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.

Uni Eropa juga menerapkan berbagai sanksi karena Moskwa karena enggan menerapkan Protokol Minsk 2014 sepenuhnya yang dimaksudkan untuk membangun perdamaian di Ukraina timur.

Baca juga: Di Ambang Invasi Rusia ke Ukraina, Begini Situasi Terbaru di Medan Konflik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com