Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan AS Kecam Pembuatan Senjata Hipersonik China

Kompas.com - 04/12/2021, 19:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

SEOUL, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin membuat pernyataan di Seoul, Korea Selatan, Kamis (2/12/2021), setelah pembicaraan keamanan tahunan dengan mitranya dari Korea Selatan yang berfokus pada tantangan dari China dan Korea Utara, serta masalah lain yang dihadapi sekutu.

"Kami memiliki kekhawatiran tentang kemampuan militer yang terus dikejar RRC. Sekali lagi, perwujudan kemampuan itu meningkatkan ketegangan di kawasan,” kata Austin merujuk pada uji coba senjata hipersonik terbaru China, seraya menggunakan singkatan untuk Republik Rakyat China, nama resmi negara itu.

"Upaya (uji coba senjata hipersonik) itu hanya menggarisbawahi mengapa kami menganggap RRC sebagai tantangan kecepatan kami," kata Austin. "Kami akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan dan mencegah berbagai potensi ancaman dari RRC terhadap diri kami sendiri dan sekutu kami”, tegas Menhan AS itu.

Baca juga: Daftar Senjata Hipersonik yang Dimiliki Rusia

Upaya mengakhiri dominasi AS

Kekuatan militer China yang tumbuh pesat dan upaya ambisiusnya untuk mengakhiri dominasi Amerika di Asia telah memicu kegelisahan di Washington. Upaya China untuk mempercepat kemampuan militernya melalui uji coba senjata hipersonik pada Juli lalu, yang mampu mengorbit sebagian Bumi sebelum memasuki kembali atmosfer dan dapat bermanuver dengan tepat di jalur menuju targetnya.

Para ahli mengatakan sistem senjata hipersonik yang mampu melesat lebih lima  kali kecepatan suara itu jelas dirancang dengan tujuan menghindari sistem pertahanan rudal AS. Sejauh ini China bersikeras sedang menguji kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali, bukan rudal.

Kekhawatiran AS terkait senjata modern itu memang beralasan. Seorang petinggi militer AS bulan lalu mengakui, Pentagon baru melangkah untuk membuat dan mengujicoba senjata hipersonik. Pernyataan itu menyiratkan, Washington ketinggalan oleh China dan Rusia dalam lomba senjata canggih itu. Moskwa hari Senin lalu menyebutkan, angkatan lautnya sukses mengujicoba rudal hipersonik.

Baca juga: Senjata Hipersonik di Negara-negara Asia Pasifik

AS dan Korea Selatan upayakan pendekatan diplomatik

Dalam tema Korea Utara, Austin mengatakan, dia dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook membahas berbagai topik termasuk persatuan bilateral dalam menghadapi ancaman dari Utara. Keduanya sepakat bahwa kemajuan program senjata nuklir dan rudal Korea Utara akan membuat keamanan regional semakin tidak stabil.

AS dan Korea Selatan tetap berkomitmen untuk pendekatan diplomatik ke Korea Utara, tambahnya.

Suh mengatakan bahwa diplomasi dan dialog berdasarkan komitmen sebelumnya antara Korea Selatan dan Korea Utara dan antara Korea Utara dan Amerika Serikat sangat penting untuk mencapai perdamaian permanen di Semenanjung Korea.

Terlepas dari kesulitan ekonomi terkait pandemi yang parah, Korea Utara terus-menerus menolak tawaran AS untuk melanjutkan pembicaraan, dengan mengatakan Washington harus terlebih dahulu menanggalkan politik permusuhannya terhadap Utara.

Pemerintahan Biden telah menyatakan, sanksi internasional terhadap Korea Utara akan tetap berlaku kecuali negara itu mengambil langkah nyata menuju denuklirisasi.

Awal pekan ini, Pentagon merilis hasil tinjauan postur global yang mengarahkan kerja sama tambahan dengan sekutu dan mitra untuk mencegah potensi agresi militer China dan ancaman dari Korea Utara. Tinjauan tersebut juga menginformasikan persetujuan Austin tentang penempatan permanen skuadron helikopter serang yang sebelumnya bergilir dan markas divisi artileri AS di Korea Selatan.

Baca juga: Linimasa Perkembangan Senjata Hipersonik Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com