Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Panggil Dubes Jepang Setelah Mantan PM Shinzo Abe Komentar Soal Taiwan

Kompas.com - 02/12/2021, 17:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Beijing memanggil Duta Besar Jepang untuk China terkait "pernyataan yang sangat keliru" dari mantan perdana menteri Shinzo Abe terkait Taiwan, menurut Kementerian Luar Negeri China pada Kamis (2/12/2021).

Tanggapan itu dilakukan ketika ketegangan konflik China-Taiwan meningkat terkait pulau demokrasi itu.

Baca juga: Mantan PM Shinzo Abe: Jepang dan AS Tidak Bisa Diam jika China Serang Taiwan

Dalam beberapa bulan terakhir, pesawat-pesawat tempur China melakukan “serangan” tingkat tinggi secara historis, yang terbang di zona pertahanan udara Taiwan.

Kekhawatiran di antara sekutu Barat seperti AS dan Jepang pun berkembang, bahwa Beijing dapat memerintahkan invasi, bahkan jika mereka menganggapnya tidak mungkin untuk saat ini.

Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri hidup di bawah ancaman aksi militer oleh China, yang memandang pulau itu sebagai wilayahnya sendiri. Pemerintah “Negeri Tirai Bambu” pun telah berjanji untuk merebutnya suatu hari nanti.

Dalam pidato video di sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Taiwan pada Rabu (1/12/2021), Abe mengatakan keadaan darurat untuk Taipei akan berlaku juga untuk Jepang.

Baca juga: China “Memburu” Warga Negara Taiwan Melalui Deportasi Paksa, Menurut Laporan Safeguard Defenders

Mantan pemimpin pemerintahan “Negeri Sakura” yang mundur tahun lalu itu juga memperingatkan bahwa "orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi Jinping, tidak boleh salah menilai itu".

"Penggunaan militer akan menjadi jalan menuju bunuh diri ekonomi," katanya melansir AFP.

"Sangat mengganggu"

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri China memanggil Duta Besar Jepang Hideo Tarumi Rabu (1/12/2021) malam, mengatakan kepadanya bahwa komentar tersebut "sangat mengganggu" dalam urusan dalam negeri China.

"Dalam sejarah, Jepang telah melancarkan perang agresi terhadap China, melakukan kejahatan keji terhadap China," kata Hua Chunying, asisten menteri luar negeri, menurut pernyataan itu.

"Tidak ada hak atau kekuatan untuk membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang masalah Taiwan."

Beijing telah meningkatkan tekanan di pulau itu sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016. Dia menolak pendirian China bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China".

Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan

Awal pekan ini, Pentagon mengumumkan rencana memperkuat pengerahan dan pangkalan yang diarahkan ke China, meningkatkan dan memperluas fasilitas militer di Guam dan Australia.

Dengan ketegangan yang tinggi antara Beijing dan Washington, Jepang berada dalam posisi sulit di antara dua kekuatan dunia yang merupakan mitra dagang utamanya.

Tetapi sekutu utama AS itu semakin vokal tentang ekspansi maritim, dan pembangunan militer China. Jepang juga secara terbuka memprotes kehadiran kapal-kapal China di sekitar pulau-pulau yang disengketakan.

Baca juga: 5 Anggota Parlemen AS Kunjungan Mendadak ke Taiwan, Apa Tujuannya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com