KOMPAS.com - Dr Robert Liston dikenal sebagai ahli bedah tercepat di abad ke-19.
Gayanya mungkin tampak ceroboh, tetapi di zaman sebelum anestesi, kecepatan sangat penting untuk meminimalkan rasa sakit pasien.
Peluang mereka untuk selamat dari operasi pun meningkat. Liston, jadi sosok penting dalam mengatasi masalah ini.
Baca juga: Terobosan Ahli Bedah AS: Transplantasi Ginjal Babi pada Manusia
Ahli bedah yang lebih lambat terkadang membuat pasien kesakitan dan bahkan melarikan diri dari ruang operasi.
Tapi dilansir The Atlantic, hanya sekitar satu dari 10 pasien Liston yang meninggal di meja operasinya di Rumah Sakit University College London.
Ini dibandingkan dengan para ahli bedah di dekat St Bartholomew's, yang kehilangan sekitar satu dari empat nyawa.
Tangan cepat Liston sangat dicari sehingga pasien terkadang harus berkemah di ruang tunggunya selama berhari-hari, menunggu giliran untuk menemuinya.
Liston mencoba melihat setiap pasien terakhir ini, apa pun kondisinya. Dia suka menangani kasus-kasus yang oleh rekan-rekan ahli bedahnya dianggap mustahil.
Membuatnya mendapatkan reputasi di antara rekan-rekannya.
Baca juga: Ahli Bedah AS Berhasil Pasang Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Tapi kadang-kadang, kecepatan dan kecakapan Liston sebenarnya merupakan penghalang bagi operasinya.
Suatu kali, dia melepas testis pasien bersama dengan kaki yang diamputasi. Luar biasa.
Kecelakaannya yang paling terkenal adalah operasi di mana dia bergerak begitu cepat sehingga tak sengaja melepaskan jari asisten bedahnya saat dia memotong kaki pasien.
Pasien dan asistennya meninggal karena infeksi pada luka mereka.
Orang yang kebetulan menonton operasi itu, sangat ketakutan karena mantelnya juga terkena iris, lalu meninggal karena syok.
Kegagalan itu dikatakan sebagai satu-satunya operasi yang diketahui dalam sejarah dengan tingkat kematian 300 persen.
Baca juga: Ahli Bedah Korea Sebut Bibir Jin BTS Paling Eksotis di Antara Idol Kpop
Liston sebenarnya memiliki lebih banyak prestasi daripada sekadar irisan cepat.
Dia adalah seorang instruktur bedah yang sangat dihormati dan penemu yang produktif.
Beberapa ciptaannya, seperti tang pengunci "liston splint" dan "bulldog" yang masih ada sampai sekarang.
Dia juga menerbitkan dua teks medis, "Elemen Bedah" dan "Bedah Praktis".
Menjelang akhir kariernya, Liston membuat sejarah medis dan melakukan operasi yang membuat tangannya yang gesit menjadi usang di Inggris.
Sejak saat itu, rasa sakit tidak lagi menjadi penghalang keberhasilan operasi, dan kecepatan tidak lagi menjadi aset terbesar ahli bedah.
Baca juga: Sebar Video TikTok Menari dengan Sisa Operasi Pasiennya, Ahli Bedah Plastik Brasil Diskors
Pada tahun 1846, Liston menerima seorang pasien bernama Frederick Churchill, yang lutut kanannya bermasalah, dan satu-satunya pilihan adalah amputasi.
Pada hari operasi, Liston berjalan ke ruang operasi. Alih-alih mengambil pisau dan meminta pasien untuk menghitung waktunya, dia mengeluarkan sebuah toples berisi eter.
Rekan Liston, Dr William Squire, memberikan anestesi. Dia menempelkan selang karet ke mulut pasien sehingga bisa menghirup eter, dan setelah beberapa menit, dia terbius.
Liston lalu memulai operasi.
Hanya 25 detik kemudian, amputasi selesai.
Churchill terbangun beberapa menit kemudian dan dilaporkan bertanya kapan operasi akan dimulai.
Baca juga: 11 Januari 1964, Ahli Bedah Umum AS Publikasikan Kaitan Rokok dengan Kanker
Keahlian Liston yang berfokus pada pisau dan kecepatan segera menjadi usang. Tapi dedikasinya, dikenang hingga hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.