Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Afrika Selatan Serukan Cabut Larangan Perjalanan dari Negaranya Terkait Omicron

Kompas.com - 29/11/2021, 08:24 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

CAPE TOWN, KOMPAS.com - Presiden Afrika Selatan mengutuk dan menyerukan pencabutan larangan perjalanan ke negaranya dan negara tetangganya karena alasan Omicron.

Cyril Ramaphosa mengatakan dia "sangat kecewa" dengan tindakan larangan perjalanan itu dan menggambarkan sikap berbagai negara tidak dapat dibenarkan, dan menyerukan agar larangan itu segera dicabut, seperti yang dilansir dari BBC pada Senin (29/11/2021).

Inggris, UE, dan AS termasuk di antara mereka yang memberlakukan larangan perjalanan dari Afrika Selatan.

Baca juga: WHO Kritik Larangan Bepergian untuk Negara Selatan Afrika karena Varian Omicron

Omicron telah digolongkan sebagai "varian dikhawatirkan". Bukti awal menunjukkan varian baru Covid-19 itu memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi.

Varian Omicron yang sangat bermutasi terdeteksi di Afrika Selatan awal bulan ini dan kemudian dilaporkan ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) Rabu lalu (24/11/2021).

Varian baru Covid-19 Omicron ini bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi yang ditemukan di provinsi terpadat Afrika Selatan, Gauteng, selama dua pekan terakhir, dan sekarang hadir di semua provinsi lain di negara itu.

WHO telah memperingatkan negara-negara yang memberlakukan larangan perjalanan dari Afrika Selatan dengan tergesa-gesa, dan mengatakan mereka harus melihat ke "pendekatan berbasis risiko dan ilmiah".

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Varian Omicron Lebih Buruk dari Delta | Penerbangan dari Afrika Selatan Diblokir Sejumlah Negara

Namun, banyak larangan perjalanan telah diperkenalkan dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran atas varian baru Covid-19 Omicron tersebut.

Dalam pidatonya pada Minggu (28/11/2021), Ramaphosa mengatakan tidak ada dasar ilmiah untuk larangan perjalanan dan bahwa Afrika selatan adalah korban diskriminasi yang tidak adil.

Dia juga berpendapat bahwa larangan perjalanan itu tidak akan efektif dalam mencegah penyebaran varian Omicron.

"Satu-satunya hal yang akan dilakukan pemblokiran bepergian adalah untuk lebih merusak ekonomi negara-negara yang terkena dampak dan merusak kemampuan mereka untuk menanggapi, dan pulih dari, pandemi," katanya.

Dia meminta negara-negara dengan pemblokiran untuk "segera membalikkan keputusan mereka...sebelum kerusakan lebih lanjut terjadi pada ekonomi kita".

Baca juga: Waspada, Covid-19 Varian Omicron Sudah Masuk Australia


Ramaphosa menggambarkan munculnya varian Omicron sebagai peringatan bagi dunia mengenai ketidaksetaraan vaksin Covid-19, memperingatkan bahwa sampai semua orang divaksinasi, lebih banyak varian tidak dapat dihindari.

Tidak ada kekurangan vaksin Covid-19 di Afrika Selatan sendiri, dan Ramaphosa mendesak lebih banyak orang untuk disuntik, dengan mengatakan bahwa itu tetap cara terbaik untuk melawan virus.

Kementerian luar negeri Afrika Selatan pada Sabtu juga mengecam keras larangan perjalanan, dengan mengatakan negaranya seolah-olah dihukum karena menemukan Omicron.

Halaman:

Terkini Lainnya

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com