Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Pemerintahan Taliban Muncul dan Berjanji Tidak Ikut Campur Urusan Negara Lain

Kompas.com - 28/11/2021, 18:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Perdana Menteri Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund berjanji "tidak ikut campur" dalam urusan internal negara lain, dan mendesak badan amal internasional untuk terus memberikan bantuan.

Pernyataan pendiri Taliban tersebut disiarkan di televisi pemerintah pada Sabtu (27/11/2021), menjelang peritemuan pekan depan antara kelompoknya dengan Amerika Serikat di Doha.

"Kami meyakinkan semua negara bahwa kami tidak akan ikut campur dalam urusan internal mereka dan kami ingin memiliki hubungan ekonomi yang baik dengan mereka," kata Akhund, seperti yang dilansir dari AFP pada Sabtu (27/11/2021).

Baca juga: Laporan 100 Hari Pertama Setelah Taliban Berkuasa di Afghanistan

Pidato Akhund yang berlangsung hampir 30 menit adalah pidato pertamanya kepada publik Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus.

Pidatonya itu muncul di tengah kritik publik terhadanya di media sosial karena tetap diam sejak Taliban berkuasa, bahkan ketika bangsa Afghanistan menghadapi tantangan berat setelah itu.

"Kami tenggelam dalam masalah kami dan kami mencoba untuk mendapatkan kekuatan untuk membawa orang-orang kami keluar dari kesengsaraan dan kesulitan dengan bantuan Tuhan," ujarnya.

Akhund adalah seorang veteran Taliban yang merupakan rekan dekat dan penasihat politik Mullah Omar, pendiri gerakan dan pemimpin tertinggi pertama kelompok tersebut.

Ia menjabat sebagai menteri luar negeri dan wakil perdana menteri dalam rezim pemerintahan Taliban sebelumnya antara 1996-2001.

Dia ditempatkan dalam daftar sanksi Dewan Keamanan PBB yang terkait dengan "tindakan dan kegiatan" Taliban.

Baca juga: Taliban Keluarkan Aturan Baru: Wanita Afghanistan Haram Main Drama TV

Taliban mohon bantuan 

Pemerintah Taliban saat ini menghadapi serangkaian tantangan, khususnya untuk pemulihan ekonomi negara yang bobrok, bantuan internasional diblokir.

Sebelumnya di bawah pemerintah yang didukung AS, 75 persen dari anggaran nasional Afghanistan disangga oleh bantuan internasional.

Inflasi dan pengangguran telah melonjak di Afghanistan, sementara sektor perbankan negara itu telah runtuh sejak pengambilalihan Taliban.

Krisis keuangan diperparah ketika Washington membekukan sekitar 10 miliar dollar AS (Rp 1.436 triliun) aset yang disimpan dalam cadangannya untuk Kabul.

Semakin memburuk setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional menghentikan akses Afghanistan ke pendanaan.

Baca juga: Taliban: Artis Wanita Afghanistan Tak Boleh Tampil di Sinetron Televisi

Badan-badan bantuan PBB telah memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan besar sedang berlangsung di Afghanistan, dengan penduduk negara itu diperkirakan akan menghadapi kelaparan musim dingin tahun ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com