KENOSHA, KOMPAS.com - Kekerasan pecah di AS merespons seorang remaja yang dibebaskan dari tuduhan pembunuhan, setelah menembak mati dua orang.
Pada Jumat (19/11/2021), juri menyatakan Kyle Rittenhouse tidak bersalah dari dakwaan pembunuhan disengaja dalam penembakan di Kenosha, Wisconsin, Agustus 2020.
Putusan itu memantik reaksi keras dan aksi protes dari seluruh penjuru AS, mulai dari New York hingga Portland.
Baca juga: Kunjungi Kenosha, Joe Biden Temui Keluarga Jacob Blake yang Ditembak hingga 7 Kali
Tetapi di sisi lain, vonis tersebut juga menuai rasa syukur sekaligus kebahagiaan dari keluarga maupun pendukung Kyle.
Dalam komentar yang ditayangkan Fox News, remaja 18 tahun itu mengaku lega karena "perjalanan sedihnya" berakhir.
Sepanjang persidangan, Kyle Rittenhouse berkali-kali mengeklaim dia menembak tiga orang, dua di antaranya tewas, sebagai pembelaan diri.
"Dewan juri sudah membuat keputusan yang tepat. Pembelaan diri bukanlah tindakan ilegal," ujar Kyle, dalam wawancara yang bakal disiarkan penuh Senin (22/11/2021).
Dilansir AFP Sabtu (20/11/2021), keluarga Rittenhouse mengungkapkan mereka sudah pindah ke lokasi yang dirahasiakan.
"Mereka baik-baik saja saat ini. Mereka pindah ke lokasi rahasia, dan bahagia," kata juru bicara David Hancock kepada CBS.
Hanya, keputusan juri membebaskan Kyle tersebut direspons demonstran di Portland dengan melakukan pengrusakan.
Diwartakan BBC, polisi menyatakan sekitar 200 orang pengunjuk rasa melempari benda-benda dan memecahkan kaca.
Aksi protes juga terjadi di Chicago dan New York, tetapi massa dilaporkan lebih tenang dibanding di Portland.
Sejumlah politisi, bahkan kuasa hukum salah satu korban menyerukan kepada massa untuk tidak berbuat anarkistis.
"Yang kita perlukan saat ini adalah keadilan, bukan kekerasan," tegas pengacara Gaige Grosskreutz yang terluka karena ulah Kyle.
Dari Gedung Putih, Presiden Joe Biden juga meminta kepada publik melontarkan aspirasinya sesuai aturan yang berlaku.
Baca juga: Ada Staples di Punggung dan Perutnya, Jacob Blake Kesakitan Tiap 24 Jam
Sorotan terhadap Kyle Rittenhouse terjadi ketika dia turun sambil membawa senapan semi-otomatis AR-15, pada Agustus 2020.
Saat itu, dia menembak mati Joseph Rosenbaum (36), dan Anthony Huber (26), serta melukai Grosskreutz (28).
Ketiga korban yang ditembak mati berkulit putih, dan terjadi dalam kerusuhan merespons insiden Jacob Blake, pria kulit hitam yang ditembak polisi.
Saat kejadian, Kyle yang tinggal di Illinois berkilah dia ke Wisconsin untuk mempertahankan bisnisnya dari ancaman penjarah.
Tetapi jaksa penuntut mementahkan argumen tersebut, menuding si remaja 18 tahun yang justru sudah memprovokasi massa.
Baca juga: Jacob Blake Muncul untuk Pertama Kalinya sejak Ditembak hingga 7 Kali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.