Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Ungkap Identitas Mayat Pelaut HMAS Sydney yang Tenggelam di Perang Dunia II

Kompas.com - 19/11/2021, 18:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC,ABC News

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia mengatakan telah mengidentifikasi satu-satunya mayat pelaut yang ditemukan dari kapal yang tenggelam dalam Perang Dunia II.

Delapan puluh tahun lalu, HMAS Sydney tenggelam dalam Perang Dunia II bersama dengan 645 orang pelaut yang berada di dalamnya.

HMAS Sydney tenggelam tak lama setelah terjadi penyergapan oleh perampok Jerman Kormoran di lepas pantai Australia Barat pada 1941.

Tragedi yang terjadi pada 1941 itu bencana masa Perang Dunia II yang paling terkenal di Australia.

Baca juga: Akhir Hidup Adolf Hitler, Diktator Jerman Era Perang Dunia II

Tiga bulan setelah HMAS Sydney tenggelam, ditemukan mayat terdampar di rakit penyelamat di Pulau Christmas Australia.

Melansir BBC pada Jumat (19/11/2021), mayat itu menggunakan pakaian terusan angkatan laut yang warnanya telah pudar.

Mayat itu dikenal sebagai "pelaut tidak dikenal" dan satu-satunya korban yang ditemukan dari tenggelamnya HMAS Sydney.

Dia dimakamkan pertama kali di Pulau Christmas, sebuah wilayah 1.500 km dari Australia Barat. Puluhan tahun kemudian, ia dimakamkan kembali dengan upacara militer.

Tidak ada mayat lain dari HMAS Sydney yang pernah ditemukan, bahkan setelah reruntuhan kapal ditemukan pada 2008.

Pada Jumat (19/11/2021), setelah bertahun-tahun melakukan tes DNA, Australia mengungkapkan identitas mayat "pelaut tak dikenal" itu.

Baca juga: Akhir Hidup Hideki Tojo, Perdana Menteri Jepang Era Perang Dunia II

HMAS Sydney, kapal yang mengangkut 645 awak tenggelam pada 1941 dalam Perang Dunia II. [Dok Royal Australia Navy Via BBC]Dok Royal Australia Navy Via BBC HMAS Sydney, kapal yang mengangkut 645 awak tenggelam pada 1941 dalam Perang Dunia II. [Dok Royal Australia Navy Via BBC]

Di Australian War Memorial di Canberra, identitasnya diungkapkan sebagai Thomas Welsby Clark yang berusia 21 tahun saat meninggal, seperti yang dikutip dari ABC News pada Jumat (19/11/2021).

"AB Clark adalah salah satu dari 645 pelaut yang kehilangan nyawa mereka setelah pertempuran antara HMAS Sydney dan kapal penjelajah Jerman Kormoran di lepas pantai Australia Barat," kata Australian War Memorial.

Thomas Welsby Clark lahir pada 28 Januari 1920, di Brisbane. Clark bergabung di angkatan laut pada 23 Agustus 1940 dan dilatih di HMAS St Giles serta HMAS Cerberus.

Pada 19 Agustus 1941, ia menjadi anggota HMAS Sydney, yang hanya beberapa hari kemudian mencapai peringkat Able Seaman.

Dia baru berada di kapal HMAS Sydney selama 2,5 bulan sebelum dia tewas dalam tragedi tenggelamnya kapal.

Sejarawan mengatakan pelaut yang cakap itu berasal dari keluarga penggembala kaya dan dilatih sebagai akuntan. Kedua saudara laki-lakinya juga pernah bertugas dalam Perang Dunia II.

Tes dari gigi pelaut Clark cocok dengan materi genetik keturunannya yang masih hidup. Keluarganya diberitahu tentang berita itu pekan lalu, kata para pejabat.

Baca juga: Akhir Hidup Benito Mussolini, Diktator Italia Era Perang Dunia II

Australian War Memorial di Canberra mengatakan akan mendedikasikan upacara Last Post untuk Clark pada Jumat. Beberapa kerabatnya akan meletakkan karangan bunga di sebuah kuil, katanya.

Makam pelaut Clark di Geraldton, Australia Barat, juga akan mendapatkan nisan baru. Saat ini prasasti itu berbunyi, "Seorang Prajurit Perang 1939-1945 HMAS Sydney."

Menteri Urusan Veteran Australia Andrew Gee mengatakan kisah Thomas Welsby Clark adalah kisah maritim Australia yang luar biasa.

"Itu ganas dan brutal dan Thom diyakini satu-satunya orang yang berhasil mencapai rakit penyelamat," kata Andrew Gee pagi ini.

"Thom meninggal secara tragis di laut dan tubuhnya ditemukan di Pulau Christmas sekitar 3 bulan kemudian," lanjutnya.

"Ini bukti sains dan teknologi modern yang kami miliki dapat mengidentifikasi Thom, setelah beberapa dekade ini," terangnya.

"Saya pikir itu mengatakan banyak tentang bangsa kita bahwa bahkan setelah 80 tahun, kita masih bekerja sangat keras untuk mengidentifikasi dan menghormati prajurit kita," tuturnya.

Baca juga: Momen Penting Perang Dunia II: Dari Invasi hingga Bom Atom

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com