Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Menantang Kapalnya di Laut China Selatan, Filipina Keluarkan Protes Diplomatik kepada Beijing

Kompas.com - 24/10/2021, 12:50 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MANILA, KOMPAS.com – Filipina mengeluarkan protes diplomatik terhadap kapal-kapal China yang dianggap menantang kapal-kapal Manila yang berpatroli di Laut China Selatan.

Kapal-kapal China tersebut menantang dengan membunyikan sirene, klakson, bahkan mencoba berkontak lewat radio.

Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Filipina pada Rabu (20/10/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Kapal Selam AS Tabrak Obyek Tak Dikenal di Laut China Selatan

Ketegangan antara Manila dan Beijing mengenai Laut China Selatan telah mendidih selama bertahun-tahun.

Perairan tersebut merupakan di jalur pelayaran yang strategis sekaligus kaya akan sumber daya alam di mana Filipina dan China memiliki klaim teritorialnya masing-masing.

“Tindakan provokatif ini mengancam perdamaian, ketertiban, dan keamanan Laut China Selatan,” kata Kementerian Luar Negeri Filipina.

Kementerian tersebut menambahkan, aksi China itu bertentangan dengan hukum internasional.

Baca juga: Malaysia Panggil Duta Besar China Perkara Zona Ekonomi Eksklusif di Laut China Selatan

Kementerian Luar Negeri Filipina menuturkan ada lebih 200 tantangan yang dilakukan kapal-kapal China saat kapal Filipina melakukan patroli rutin di sekitar wilayah dan zona maritimnya.

Namun, Kementerian Luar Negeri Filipina merinci periode waktunya. Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

China mengeklaim kedaulatannya atas sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan.

Tetapi, negara-negara di kawasan tersebut seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaimnya sendiri.

Baca juga: Legenda Tinju Manny Pacquiao Maju Jadi Calon Presiden Filipina, Kebijakan di Laut China Selatan Mungkin Berubah

Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Internasional menolak klaim China atas sebagian besar wilayah di Laut China Selatan.

Di sisi lain, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengesampingkan keputusan tersebut demi menjalin hubungan yang lebih mesra dengan Beijing.

Duterte mendekat ke China dengan iming-iming pinjaman senilai miliaran dollar AS, bantuan, dan investasi. Namun, sebagian besarnya belum terwujud.

Sejak Duterte menjabat pada Juni 2016, Filipina telah mengajukan lebih dari 80 protes diplomatik terhadap China.

Baca juga: Beijing dan Vietnam Harus Menahan Diri Ihwal Sengketa Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com