MOSKWA, KOMPAS.com - Pengadilan Rusia melarang sebuah gerakan media sosial yang disebut “Male State” dan memberinya label sebagai kelompok "ekstremis" , karena menghasut kebencian terhadap perempuan dan kaum gay.
Minggu lalu YouTube dan layanan pesan Telegram memblokir akses ke saluran yang dijalankan oleh pendiri Male State, Vladislav Pozdnyakov.
Baca juga: Pria Ini Dibunuh Saudara Tiri dan Sepupunya karena Gay
Grup yang didirikan pada 2016 ini dilaporkan memiliki ribuan pengikut. Mereka awalnya mengorganisir di Vkontakte (VK), setara dengan Facebook dari Rusia.
Pozdnyakov dikatakan sekarang berada di luar negeri, melansir BBC pada Selasa (19/10/2021).
Pengadilan di Nizhny Novgorod, sebuah kota di sungai Volga sekitar 440km (273 mil) timur Moskwa, menerima bukti jaksa Negara Bagian bahwa Male State telah memburu perempuan dan kaum gay secara online.
Salah satu contohnya adalah penargetan grup terhadap rantai bisnis restoran sushi bernama Tanuki.
Kelompok tersebut memfitnah jaringan bisnis tersebut karena iklannya yang menampilkan pria kulit hitam dan warna pelangi LGBT.
Di pengadilan, pengacara kelompok tersebut, Dzambolat Gabarayev, berargumen bahwa kampanye anti-Tanuki tidak menyinggung rasial.
Pihak Male State berdalih itu sah untuk mengutuk warna pelangi sushi dalam iklan karena, kata dia, menyebarkan pro-pesan LGBT dilihat oleh anak muda adalah ilegal di Rusia.
Undang-undang 2013 di Rusia melarang penyebaran "propaganda gay" yang menargetkan kaum muda. Itu termasuk mengatur simbol LGBT dan informasi tentang gaya hidup gay. Ada kecaman luas pada undang-undang itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.