Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Sputnik V Rusia Masih Belum Dapat Izin Penggunaan Darurat dari WHO

Kompas.com - 06/10/2021, 16:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih meninjau data tentang vaksin Covid-19 Sputnik V Rusia, sebagai bagian dari harapan bahwa vaksin itu dapat disetujui oleh badan kesehatan PBB untuk penggunaan darurat terhadap virus corona.

Tetapi pada Selasa (5/10/2021), WHO mengatakan bahwa tidak ada keputusan terkait penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sputnik V Rusia dalam waktu dekat.

Baca juga: Isoman Setelah Orang Dekatnya Kena Covid-19, Putin Berharap Vaksin Sputnik V Ampuh

Klarifikasi tersebut muncul setelah Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan masalah administrasi menjadi salah satu hambatan utama dalam proses pengambilan keputusan WHO, seperti yang terjadi pada setengah lusin kandidat vaksin Covid-19 lainnya.

Persetujuan tersebut akan menunjukkan kepercayaan internasional terhadap vaksin setelah proses peninjauan yang ketat.

Izin itu juga dapat membuka jalan agar kandidat vaksin Covid-19 dapat dimasukkan ke dalam program Covax yang diselenggarakan oleh WHO, dan mitra utama yang mengirimkan vaksin Covid-19 ke sejumlah negara di seluruh dunia berdasarkan kebutuhan.

“Seperti halnya kandidat vaksin lainnya, WHO terus menilai vaksin Sputnik V dari lokasi manufaktur yang berbeda dan akan menerbitkan keputusan tentang status EUL (daftar penggunaan darurat) ketika semua data tersedia dan peninjauan selesai,” kata WHO dalam sebuah pernyataan melansir AP.

“Proses penilaian EUL bertujuan untuk mempercepat akses yang adil ke vaksin untuk menyelamatkan nyawa dan mengendalikan pandemi Covid-19.”

Sejauh ini vaksin Covid-19 yang mendapat izin penggunaan darurat WHO hanya Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Johnson & Johnson (J&J), Moderna, Sinovac dan Sinopharm.

Baca juga: Campur Vaksin AstraZeneca dengan Sputnik V, Rusia Umumkan Hasilnya

Setelah pertemuan dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Murashko pada Sabtu (2/10/2021) mengatakan "semua hambatan telah dihilangkan" untuk peninjauan lebih lanjut terhadap Sputnik V, seperti dikutip oleh kantor berita Rusia dan halaman Twitter resmi vaksin Sputnik V.

“Hari ini kami tidak melihat hambatan untuk pekerjaan lebih lanjut, dan ini dikonfirmasi oleh Tedros,” kata Murashko.

Menurutnya, beberapa prosedur administrasi masih harus diselesaikan tetapi masalahnya bukan tentang vaksin itu sendiri.

Pada Senin (4/10/2021), Murashko menambahkan bahwa “ketidaksepakatan” dengan WHO telah diselesaikan. Lokasi produksi serta perusahaan yang terdaftar di Rusia “harus menyerahkan seluruh paket dokumen dalam waktu satu atau satu setengah minggu, dan proses selanjutnya akan dimulai.”

Namun, pada Selasa (5/10/2021) dalam sebuah wawancara telepon, juru bicara WHO Daniela Bagozzi mengatakan hanya kelompok penasihat teknis WHO terkait daftar penggunaan darurat, yang memiliki keputusan akhir.

Jadi, bukan direktur jenderal WHO sendiri, yang dapat menentukan apakah vaksin memperoleh persetujuan darurat.

Baca juga: Vaksin Sputnik V Akan Diproduksi 300 Juta Dosis per Tahun di India

Setelah WHO menerima data yang dibutuhkan secara penuh, ketika lokasi produksi telah diperiksa.

Ketika data dianggap memenuhi kriteria WHO, kelompok tersebut dapat menjadwalkan pertemuan untuk memvalidasi kandidat vaksin untuk daftar penggunaan darurat.

Tidak ada pertemuan seperti itu yang ditetapkan untuk Sputnik V. Vaksin berikutnya dalam agenda kelompok adalah vaksin dari Bharat Biotech India, yang diharapkan akan dibahas bulan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com