Film ini tidak mengambil posisi dalam perdebatan soal atribusi lukisan, tetapi memperjelas bahwa museum, pedagang, dan pembeli potensial mendapatkan jutaan keuntungan - serta prestise yang tak terhitung - dengan memilih untuk percaya bahwa itu adalah karya Leonardo sejati.
Baca juga: Dicuri 9 Tahun Lalu di Yunani, Lukisan Pablo Picasso Ditemukan
Titik balik utama datang ketika lukisan itu secara kontroversial ditampilkan sebagai karya otentik Leonardo pada sebuah pameran di Galeri Nasional di London pada 2011.
Dalam kedua film tersebut, Luke Syson, kurator pameran itu berkukuh akan keputusannya menampilkan lukisan itu sebagai karya Leonardo.
Namun, banyak pakar dan media beranggapan ia terlalu cepat menyimpulkan.
Alison Cole, editor The Art Newspaper, telah banyak menulis tentang lukisan itu dan melihatnya di Galeri Nasional.
Ia mengatakan kepada BBC Culture, "Sejak itu, Dianne Modestini terus mengerjakannya. Tetapi ketika saya melihatnya, saya tak menganggapnya sebagai karya Leonardo."
Meskipun demikian, pameran terus berjalan di tengah legitimasi atribusi yang goyah.
Dua tahun kemudian, beragam karakter memasuki saga lukisan Salvator Mundi.
Yves Bouvier, seorang pedagang seni Swiss, membeli lukisan itu dari dealer seni di New York seharga 83 juta dollar AS, sekitar Rp 1,18 triliun.
Dikabarkan, ia membelinya atas nama kliennya, seorang oligarki Rusia bernama Dmitry Rybolovlev, meskipun hal ini dibantah oleh Bouvier.
Dalam dua hari dia menjualnya ke Rybolovlev seharga 127,5 juta dollar AS, atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Dalam film The Lost Leonardo, sambil menyeringai Bouvier mengatakan eksploitasinya terhadap lukisan itu hanya bisnis seperti biasa: "Anda membeli (dengan harga) rendah dan Anda menjual (dengan harga) tinggi."
Pihak berwenang Swiss menyelidikinya atas tudingan menipu Rybolovlev terkait beberapa karya seni, namun tahun ini kasus ini ditutup tanpa ada penuntutan terhadapnya.
Tak lama setelah berada di tangan Rybolevlev, lukisan itu dalam perjalanan ke rumah lelang Christie's.
Pelelangan lukisan ini sendiri di Christie's adalah sebuah drama yang dibuat-buat, dimulai dengan video marketing yang menunjukkan bukan lukisan itu melainkan wajah para pengamat - kebanyakan adalah orang biasa tetapi salah satunya adalah aktor Hollywood Leonardo DiCaprio - yang memandang gambar itu dengan hormat seolah-olah mereka menatap Yesus secara langsung.
Pembelinya tidak disebutkan namanya, tetapi surat kabar New York Times segera mengungkap bahwa sang pembeli mewakili Mohammad bin Salman, sebuah penemuan yang melambungkan lukisan itu ke ranah geopolitik.
Pada saat itu sang putra mahkota sedang berusaha memoles citra Arab Saudi dengan melonggarkan beberapa batasan.
Baca juga: Ditemukan di TPA, Lukisan Karya David Bowie Terjual Ribuan Dollar AS
Sebagian besar pengamat seni rupa dunia mengira Salvator Mundi akan menjadi pusat dari museum atau pusat seni baru di wilayah tersebut, tetapi lukisan itu tidak pernah terlihat di depan umum sejak itu.
Museum Louvre di Perancis sangat ingin memasukkannya ke dalam pameran akbarnya untuk merayakan ulang tahun ke-500 Leonardo pada tahun 2019.
Mohammad bin Salman sendiri mengunjungi Presiden Perancis Emmanuel Macron di Paris sementara belum ada kesepakatan tentang lukisan tersebut.
Hingga pratinjau media, ada ruang kosong di dinding yang menunggu lukisan Salvator Mundi digantung di sisinya, tetapi lukisan itu tak pernah tiba.
The New York Times mengonfirmasi desas-desus bahwa Louvre tidak akan menyetujui permintaan Mohammed bin Salman agar lukisannya dipajang di ruangan yang sama dengan Mona Lisa, memberikan status yang hampir setara.
"Louvre didukung oleh pemerintah, kementerian budaya dan akhirnya Macron," kata Cole kepada BBC Culture.
"Dan karena lukisan itu terlibat dalam politik seputar budaya. Jadi, jika Arab Saudi memutuskan bahwa mereka akan membuka diri dan Salvator Mundi akan menjadi pemain kunci dalam strategi itu dan Louvre menawarkan untuk memamerkannya, maka semua hal itu diikat menjadi satu."
Cole adalah orang pertama yang melaporkan, pada Maret 2020, keberadaan buklet setebal 46 halaman yang disiapkan Louvre untuk diterbitkan tetapi tidak pernah dirilis, yang menegaskan bahwa karya itu adalah karya asli Leonardo.