Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Salvator Mundi, "Lukisan Terakhir" Leonardo da Vinci yang Penuh Teka-teki

Kompas.com - 21/09/2021, 11:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Karena Louvre tidak dapat mengomentari karya-karya milik pribadi yang tidak ditampilkan, buku tersebut tidak dapat diterbitkan, dan pada awalnya, kata Cole, museum menyangkal keberadaannya.

Skandal dan konspirasi

Sementara itu, film Savior for Sale karya Antoine Vitkine paling terkenal karena beberapa tambahan eksplosif tentang apa yang mungkin terjadi di balik layar di Louvre.

Film dokumenter ini mencakup banyak hal yang sama dengan The Lost Leonardo, tetapi kurang gaya, dengan terlalu banyak stok gambar kota dan tidak memiliki Modestini atau tokoh sentral lain yang menarik.

Kendati begitu, film ini memiliki dua sumber anonim, dengan wajah mereka tersembunyi di kamera, yang diidentifikasi sebagai pejabat tinggi pemerintah Perancis yang memiliki akses ke penelitian yang dilakukan Louvre tentang lukisan itu dan ke negosiasi Perancis-Saudi.

Salah satu sumber mengatakan Louvre menyimpulkan bahwa Leonardo hanya "berkontribusi pada lukisan itu," tetapi Mohammed bin Salman hanya akan menyetujui pinjaman jika Salvator Mundi diberi label sebagai karya Leonardo.

Baca juga: Nasib Lukisan Asli Abad Ke-17 yang Dibuang di Tempat Sampah

Sumber itu mengatakan ia memberi saran kepada pemerintah Perancis bahwa "memamerkannya dengan persyaratan Saudi akan seperti mencuci barang seharga Rp 6 triliun".

Louvre dan Galeri Nasional menolak berkomentar untuk kedua film tersebut.

Kedua film dokumenter itu dirilis pada saat film, siniar (podcast), dan budaya pop sendiri tampak terpesona oleh kisah kejahatan tentang seni, misteri, dan pemalsuan.

Pada tahun lalu dua film dokumenter, Made You Look dan Driven to Abstraction, mengisahkan kasus Galeri Knoedler di New York, yang selama hampir dua dekade menjual karya palsu yang diduga dibuat oleh para ahli abad ke-20 termasuk Mark Rothko dan Jackson Pollock.

Disadari atau tidak? Itu masih menjadi pertanyaan. Serial Netflix This Is a Robbery menyelidiki pencurian karya agung tahun 1990 termasuk lukisan karya Rembrandt dari Museum Isabella Stewart Gardner di Boston.

Serial ini penuh dengan teori konspirasi tentang perampokan yang tidak pernah terpecahkan.

Dan Lewis memiliki siniar dengan delapan episode baru, Art Bust: Scandalous Stories of the Art World, yang menjanjikan cerita tentang "kejahatan paling buruk, skandal terbesar, dan kesuraman di antaranya."

Subyek siniarnya berkisar dari Inigo Philbrick, yang didakwa secara pidana karena menipu klien dengan menjual lebih dari 100 persen saham karya seni, hingga peti mati emas Mesir yang diselundupkan dan terungkap setelah Kim Kardashian difoto di sebelahnya di ajang kostum gala yang digelar Metropolitan Museum. Sejak itu, Metropolitan Museum mengembalikan peti mati ke Mesir.

Bahwa kisah-kisah semacam ini sukses di siniar, di mana tidak ada seorang pun yang dapat melihat karya yang dideskripsikan, menunjukkan seberapa besar daya pikat kisah-kisah kejahatan seni saat ini dalam hal penipuan dan misteri, bukan estetika.

Banyak faktor tampaknya telah berkumpul untuk menciptakan momen yang berkembang ini untuk kejahatan seni sejati.

Ada begitu banyak informasi di ruang publik sehingga setiap orang dapat memiliki ilusi menjadi orang dalam.

Ada semakin banyak platform untuk bercerita. Dan Lewis menunjukkan bahwa seiring dengan berkembangnya pasar seni, pandangan dunia kita sendiri telah berubah.

Sikap umum terhadap kejahatan seni, katanya, dulu diabaikan sebagai "miliarder menghabiskan uang, saling menipu", tetapi hari ini ada kesadaran bahwa "tidak, Anda tidak dapat menjarah seluruh warisan budaya negara itu".

Di tengah semua sejarah rumit yang menyenangkan ini, tidak ada yang menandingi Salvator Mundi.

Kecuali jika dokumentasi baru muncul (tidak mungkin setelah berabad-abad ini), atau metode otentikasi ilmiah baru tiba (juga rumit karena karyanya telah sangat rusak), misteri itu mungkin terbukti abadi.

"Saya benar-benar yakin bahwa enam bulan ke depan atau satu tahun, akan ada semacam informasi baru, apakah benar atau tidak, yang akan meledak di mana-mana di media berita," kata Dalsgaard.

"Selama lukisan ini tersembunyi dari dunia dan masa depan serta nasibnya tidak diketahui, ia akan selalu diselimuti misteri dan dunia akan siap membaca sesuatu yang baru. Karena pada akhirnya, ini cerita yang menghibur."

Versi bahasa Inggris dari artikel ini, Where's the world's most expensive painting? di laman BBC Culture.

Baca juga: Dibeli Rp 59.000, Lukisan Rockstar Ini Ditawar Rp 446 Juta di Lelang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com