Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Tembak Mati Ibu yang Gendong Bayinya Usai Demo di Kabul Afghanistan

Kompas.com - 17/09/2021, 14:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber NZ Herald

KABUL, KOMPAS.com - Seorang ibu yang sedang menggendong bayinya ditembak mati oleh Taliban, beberapa hari setelah perempuan itu ikut berdemo di Kabul, ibu kota Afghanistan.

Korban dilaporkan bernama Farwa (30). Ia turut berdemo menuntut hak perempuan yang lebih baik, meski diancam mendapat tindakan keras dari Taliban.

NZ Herald yang melansir The Guardian Australia pada Senin (13/9/2021) mewartakan, Farwa tewas ditembak dua hari kemudian setelah demo, tepatnya Jumat (10/9/2021).

Baca juga: Taliban Usir Ribuan Warga dari Rumahnya Tanpa Alasan, Hanya Beri Waktu Tiga Hari untuk Pergi

Berbicara kepada news.com.au, saudara laki-laki Farwa, Rohullah Hossaini, mengatakan bahwa saudara perempuannya berada di rumah hari itu lalu tiba-tiba mendengar seseorang di luar berteriak minta tolong.

Meskipun suaminya memintanya untuk tetap di rumah, Farwa berlari keluar dengan bayinya yang berusia enam bulan dalam dekapannya, dan putranya yang berusia tiga tahun mengikuti di belakang.

Farwa kemudian ditembak mati di jalan, dan anak balitanya menyaksikan langsung.

Suami Farwa dengan cepat menutupi tubuh istrinya, memberitahu anak laki-lakinya yang berusia tiga tahun itu bahwa ibundanya sedang tidur.

Putra sulung Farwa yang berusia enam tahun tahu apa yang terjadi, tetapi adiknya terus bertanya-tanya.

Baca juga: Melihat Kehidupan Warga Afghanistan Sebulan Setelah Taliban Berkuasa

Hossaini mengatakan, anak berusia tiga tahun itu terus bertanya kepada ayahnya, "Kapan ibu bangun?" dan bayi berusia enam bulan yang digendong Farwa saat ditembak, dibawa ke rumah sakit setempat pada Senin (13/9/2021).

"Dia (bayi) menangis tanpa henti," kata Hossaini.

"Dia di rumah sakit sekarang karena tidak makan banyak... dia terus gemetar, Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya ketika bayi mendengar pistol menembak begitu dekat dengan Anda."

Hossaini mengatakan, dia tidak dapat memberikan foto saudara perempuannya karena saudara iparnya, syok sejak pembunuhan terjadi.

"Dia terus membenturkan kepalanya ke dinding," katanya.

Hossaini mengatakan, dia terus berupaya menenangkan saudara-saudaranya - semuanya berusia 20-an - karena diguncang kemarahan dan keputusasaan akibat tewasnya Farwa.

"Kami tidak tahu siapa yang menembak saudara perempuan saya tetapi mereka sangat marah, mereka berlari ke mana-mana untuk mencoba dan memulai perkelahian dan mencari tahu siapa yang melakukannya .. tapi sekarang bukan waktunya untuk membalas dendam."

"Kami tidak tahu apakah dia tertembak karena diriku, sebab saya advokat pengungsi untuk diri sendiri, keluarga saya, dan negara saya," katanya.

Baca juga: Sebulan Kuasai Afghanistan, Taliban Dihantui Berbagai Masalah

"Kami tidak tahu apakah dia tertembak karena dia berdemo ... tetapi ketika dia ditembak, keluarganya mendatangi Taliban dan menunjukkan kepada mereka jasadnya, menanyakan apa yang terjadi."

"Taliban bilang, 'oh ya, seseorang menembaknya' dan bertanya 'apakah dia ikut demo di jalan utama itu?'

"Keluarga berkata, 'semua orang melakukannya', dan Taliban mengatakan 'kalau begitu jangan melakukannya lagi'.

"Kami tidak tahu siapa yang membunuhnya, tetapi saya akan mencari tahu siapa yang melakukannya dan mengapa."

Hossaini tinggal di kota pedesaan Swan Hill di Victoria, Australia sejak 2012. Ia melarikan diri dari Afghanistan dengan perahu dan tiba di Australia sebagai pengungsi.

Selama 10 tahun terakhir ia telah mati-matian berjuang membawa seluruh keluarganya - ibu, saudara kandung, dan istri serta anaknya sendiri - ke Australia.

Baca juga: Rumor Perpecahan Taliban Menyeruak, Mullah Baradar Diisukan Tewas dalam Baku Tembak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com