KABUL, KOMPAS.com - Di perbatasan Afghanistan dengan Uzbekistan, sebuah kereta barang melewati jembatan, dan masuk ke dalam wilayah yang disebut "Negeri Islam".
Bendera Taliban berlatar putih dengan kalimat syahadat berkibar berdampingan dengan bendera Uzbek.
Sejumlah pedagang menyambut kelompok Taliban yang secara de facto kini menguasai Afghanistan.
Baca juga: Taliban Usir Ribuan Warga dari Rumahnya Tanpa Alasan, Hanya Beri Waktu Tiga Hari untuk Pergi
Sopir truk yang membawa gandum berkata kepada jurnalis BBC, dulu ia dipaksa untuk membayar suap kepada pejabat kepolisian yang korup, setiap kali melewati pos pemeriksaan.
"Sekarang, tidak seperti itu. Saya bisa berkendara sampai ke Kabul, dan tak dipungut biaya sepeser pun," katanya.
Satu bulan telah berlalu sejak Taliban menduduki Kabul dan mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. Namun, ketersediaan uang tunai saat ini mulai langka dan Afghanistan dilanda krisis ekonomi.
Sumber BBC di komunitas bisnis mengatakan, tingkat perdagangan menurun drastis karena importir di Afghanistan tak mampu untuk membayar barang-barang baru.
Kepala bea cukai Taliban di Pelabuhan Hairatan, Maulvi Saeed mengatakan kepada BBC bahwa saat ini tarif bea masuk sudah dipotong sebagai upaya mempromosikan perdagangan sekaligus mendorong pedagang besar untuk kembali ke negara itu.
Baca juga: Diplomat Afghanistan Serukan Dunia Jangan Akui Pemerintah Bentukan Taliban
"Ini akan menciptakan lapangan pekerjaan, dan pengusaha akan mendapatkan pahala di akhirat," katanya.
Sekira satu jam perjalanan berkendara, tim BBC tiba di Mazar-i-Sharif, kota keempat terbesar di negara ini. Sekilas kehidupan orang-orang terlihat berjalan normal, meskipun banyak yang menderita secara keuangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.