Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.400 Lumba-lumba Dibantai dalam Sehari, Warga Denmark Mengamuk

Kompas.com - 15/09/2021, 16:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Arabiya

FAROE, KOMPAS.com – Pemerintah Kepulauan Faroe, wilayah otonomi Denmark, menghadapi aksi protes pada Selasa (15/9/2021).

Mereka marah karena adanya pembantaian terhadap lebih dari 1.400 lumba-lumba sisi putih dalam sehari. Belum jelas siapa yang melakukan perbuatan keji tersebut.

Pembantaian lumba-lumba tersebut dikatakan sebagai perburuan tunggal terbesar di kepulauan tersebut sebagaimana dilansir Al Arabiya.

Baca juga: Foto Luar Angkasa Terbaik 2021: Nebula Kepala Lumba-lumba hingga Jalur Purnama

“Tidak diragukan lagi bahwa perburuan di Faroe adalah pemandangan dramatis bagi orang-orang yang tidak terbiasa dengan perburuan dan pembantaian mamalia,” kata juru bicara pemerintah kepada AFP.

“Perburuan itu, bagaimanapun, terorganisir dengan baik dan diatur sepenuhnya,” katanya.

Juru bicara tersebut menambahkan, umumnya populasi di pulau-pulau Atlantik Utara berburu paus pilot dan bukan lumba-lumba.

Seorang jurnalis televisi lokal, Hallur av Rana, menuturkan bahwa biasanya para pemburu tidak membunuh paus dalam jumlah yang besar.

Baca juga: Puluhan Kura-kura dan Lumba-lumba Mati akibat Panas dan Racun Kimia dari Kapal Terbakar di Sri Lanka

Mereka berburu dengan teknik yang disebut “grindadrap”, di mana para pemburu mulanya mengelilingi paus dengan perahu penangkap ikan dalam mode setengah lingkaran.

Mereka kemudian mengarahkan sejumlah paus ke teluk untuk didamparkan dan disembelih.

“Kelihatannya cukup ekstrem dan butuh beberapa waktu untuk membunuh mereka semua,” kata av Rana.

Sejumlah foto yang beredar di internet menunjukkan, ada lebih dari 1.000 mayat lumba-lumba sisi putih di pantai dengan latar belakang laut yang dibanjiri darah.

Baca juga: Video Viral Sekelompok Pemuda Tanpa Alasan Pukuli Lumba-lumba Langka sampai Mati

Kejadi tersebut memicu kemarahan warga dan foto-foto itu memicu amuk netizen di media sosial.

Menurut av Rana, meski sekitar 53 persen dari populasi kepulauan itu menentang "grindadrap", tidak ada rencana untuk menghapus praktik tersebut.

Pihak berwenang juga berkeras bahwa teknik tersebut itu adalah cara berburu yang berkelanjutan.

Sea Shepherd, sebuah badan amal yang berkampanye menentang perburuan paus dan lumba-lumba, menggambarkan perburuan itu sebagai praktik biadab.

Menurut perkiraan lokal, ada sekitar 100.000 paus pilot di perairan sekitar Kepulauan Faroe dan sekitar 600 ekor terbunuh tahun lalu.

Baca juga: Korea Utara Dilaporkan Melatih Lumba-lumba untuk Siap Berperang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com