Pemerintahan mereka sebelumnya ditandai dengan hukuman yang keras. Mereka juga melarang anak-anak perempuan bersekolah dan melarang kaum perempuan kuliah atau bekerja.
Baca juga: Mantan Sekjen NATO: Kesepakatan Trump dengan Taliban adalah Malapetaka
Banyak orang Afghanistan dan pemerintah asing khawatir Taliban kembali akan menerapkan praktik seperti itu.
Taliban menyatakan bahwa mereka telah berubah tetapi tidak jelas apa maksud perubahan itu dan sejauh ini mereka belum menjelaskan peraturan yang akan mereka terapkan.
"Kami adalah pekerja, tetapi sejak Amir Muslim (Taliban) datang, kami tidak bekerja. Kami meminta mereka secara resmi segera mengumumkan pemerintahan dan membuka lapangan pekerjaan," ujar penduduk Kabul, Jan Agha.
Badan-badan bantuan mengatakan Afghanistan menghadapi bencana kemanusiaan di tengah krisis ekonomi yang disebabkan oleh konflik, kekeringan, dan pandemi Covid-19.
Sekitar 18 juta warga Afghanistan, kira-kira setengah dari populasi, sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan, menurut para ahli Uni Eropa.
Baca juga: PBB Khawatir Situasi Taliban Afghanistan Juga Terjadi di Sahel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.