Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pecah di Kabul, Taliban Kunci Perempuan Afghanistan di Ruang Bawah Tanah

Kompas.com - 09/09/2021, 10:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Pada tahun-tahun berikutnya, wanita Afghanistan telah merasakan kebebasan yang lebih besar, dan mereka sekarang khawatir hal itu akan kembali dibatasi di bawah Taliban.

Video dan foto menunjukkan pengunjuk rasa perempuan di Kabul berdebat dengan pejuang Taliban bersenjata.

Ada laporan tentang pejuang yang memukul orang, termasuk wanita, dengan gagang senapan mereka, dan mencambuk wanita.

Baca juga: China Siap Jalin Komunikasi dengan Pemerintahan Baru Afghanistan

Juru kamera Tolo yang dikirim untuk memfilmkan protes itu ditahan tetapi telah dibebaskan, menurut Popal. BBC juga dilarang merekam protes melansir Daily Mail pada Rabu (8/9/2021)

Layanan dasar telah runtuh sejak Taliban mengambil alih kekuasaan, orang tidak dapat menarik uang dari bank dan bantuan Barat terputus.

PBB memperingatkan bahwa stok makanan bisa menipis pada akhir bulan karena negara itu bersiap menghadapi krisis ekonomi.

Ramiz Alakbarov, wakil perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan, mengatakan bahwa sepertiga dari populasi sudah kelaparan.

"Lebih dari separuh anak-anak Afghanistan tidak tahu apakah mereka akan makan malam ini atau tidak," kata Alakbarov pada jumpa pers Rabu lalu (1/9/2021). “Itulah kenyataan dari situasi yang kita hadapi di lapangan.”

Juru bicara utama Taliban Zabihullah Mujahid mengadakan konferensi pers pada Selasa (7/9/2921) malam, untuk mengumumkan Mohammad Hassan Akhund yang disetujui PBB sebagai pemimpin baru mereka.

Baca juga: AS Prihatin Lihat Susunan Kabinet Pemerintahan Baru Afghanistan

Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar akan menjabat sebagai wakilnya; Mullah Yaqub, putra mendiang pemimpin tertinggi bermata satu Mullah Omar, diangkat menjadi menteri pertahanan.

Sementara Sirajuddin Haqqani, yang dicari oleh FBI dan pemimpin jaringan Haqqani yang ditakuti, diangkat menjadi menteri dalam negeri.

Mujahid mengatakan bahwa tidak lengkap dan “hanya sementara” dan mereka berniat “mengambil orang dari bagian lain negara.”

“Kabinet tidak lengkap, hanya sementara,” kata Mujahid. "Kami akan mencoba membawa orang-orang dari bagian lain negara ini."

Kelompok Islam garis keras diperkirakan akan mengumumkan pemerintah sejak evakuasi pimpinan AS selesai pada akhir Agustus.

Mereka menjanjikan pemerintah 'inklusif' yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks, meskipun perempuan tidak mungkin dimasukkan di tingkat atas.

Baca juga: Ratusan Warga Afghanistan Demo di Kabul Tuntut Kebebasan dan Tolak Campur Tangan Pakistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com