Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Kesehatan AS Sangat Waspadai Varian Mu Covid-19

Kompas.com - 07/09/2021, 17:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CBS News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para pejabat AS "sangat mewaspadai" varian baru Covid-19 yang mungkin dapat melewati antibodi virus corona yang ada.

Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan pada Kamis (2/9/2021) bahwa AS menganggap varian baru Covid-19, dijuluki Mu, "sangat serius", tetapi belum mengambil langkah.

"Kami sangat mewaspadainya. Ini benar-benar diwaspadai di sini, tetapi itu tidak sama sekali mendekati dominan (kasusnya)," kata Fauci, seperti yang dilansir dari CBS News pada Minggu (5/9/2021).

"Seperti yang Anda tahu, (varian) Delta lebih dari 99 persen dominan," ucapnya.

Baca juga: WHO Ingatkan Bahaya Varian Covid-19 Mu, Lebih Resisten Vaksin?

Fauci mengatakan varian Mu, yang secara teknis dikenal sebagai B.1.621, memiliki mutasi yang menunjukkan "itu akan menghindari antibodi tertentu", berpotensi termasuk yang berasal dari vaksin.

"Tapi tidak banyak data klinis yang menunjukkan hal itu. Sebagian besar data laboratorium in vitro," tambahnya. "...Kami tidak menganggapnya sebagai ancaman langsung sekarang."

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mu sebagai "varian yang menarik perhatian" minggu ini, dan mengatakan lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah varian tersebut dapat menghindari antibodi yang ada.

Virus Covid-19 diketahui bermutasi dari waktu ke waktu saat menyebar, dan tidak semua varian dapat bertahan.

Baca juga: WHO Awasi Varian Covid-19 Bernama Mu, Terdeteksi Pertama di Kolombia

Jika varian SARS-CoV-2, terbukti menyebar lebih cepat, menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau mengurangi efektivitas pilihan pencegahan atau pengobatan saat ini, ia akan dikategorikan sebagai "varian yang menarik perhatian lebih serius."

Saat ini ada empat "varian yang menjadi perhatian", Alpha, Beta, Gamma dan Delta. Delta, yang muncul di AS pada musim semi, lebih menular dan sekarang menjadi mayoritas kasus di AS.

Varian Mu telah terdeteksi secara sporadis sejak pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari, kata pejabat WHO.

Pejabat kesehatan Kolombia Marcela Mercado mengatakan kepada stasiun radio lokal pada Kamis (2/9/2021) bahwa Mu bertanggung jawab atas gelombang ketiga infeksi virus corona di negara itu dari April hingga Juni.

Baca juga: Nakes Filipina Gelar Protes Tuding Pemerintah Abai di Tengah Lonjakan Varian Delta

Dia mengatakan ada hampir 700 kematian per hari selama waktu ini, dan hampir dua pertiga tes Covid-19 dari orang yang meninggal kembali positif karena varian Mu, menurut laporan AFP.

Dalam sepekan terakhir, Kolombia telah melihat hanya di bawah 14.000 kasus baru Covid-19 dan 530 kematian baru, menurut Universitas Johns Hopkins. Kurang dari 30 persen warga negara itu telah divaksinasi lengkap.

Ada "beberapa wabah yang lebih besar" dari varian yang dilaporkan di Amerika Selatan dan Eropa, menurut WHO. Wilayah utama untuk varian ini adalah di Kolombia dan Ekuador.

"Meskipun prevalensi global varian Mu di antara kasus berurutan telah menurun dan saat ini di bawah 0,1 persen, prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat," kata WHO.

Baca juga: Afrika Selatan Identifikasi Varian Covid-19 Baru yang Paling Banyak Bermutasi dan Bisa Hindari Vaksin

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com