Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bioskop Khusus Tunanetra di China, Begini Cara Kerjanya...

Kompas.com - 06/09/2021, 14:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Saya melihat keringat mengucur dari dahinya ketika saya mendeskripsikan adegan aksi. Ia sangat bersemangat,” tutur Wang. "Ia terus berkata, beri tahu aku apa yang kamu lihat!”

Wang menyewa sebuah kamar kecil di sebuah halaman tua Beijing dengan uang tabungannya pada tahun 2005 dan memulai klub film berbicara itu dengan sebuah televisi layar datar kecil, DVD player bekas, dan sekitar 20 kursi. Bioskop seluas 20 meter persegi miliknya itu selalu penuh.

Menjelaskan film ke penonton tunanetra tidaklah mudah, terutama jika alur ceritanya memiliki elemen sejarah atau imaginatif yang belum pernah mereka alami.

Sebelum memutar "Jurassic Park”, misalnya, Wang membiarkan penonton memegang beberapa model dinosaurus.

"Saya menonton sebuah film setidaknya enam atau tujuh kali…dan menulis naskah rinci saya sendiri,” kata pengusaha yang kini jadi aktivis disabilitas itu.

Xin Mu telah memutar hampir 1.000 film selama 15 tahun terakhir dan sekarang bekerja sama dengan bioskop lebih besar untuk pemutaran film mereka. Pandemi juga telah mendorong timnya untuk membuat jasa streaming dengan rekaman narasi audio.

Baca juga: Viral Foto Bangku Bioskop di Malaysia Berjamur karena Lockdown

Kesempatan terbatas

China memiliki lebih dari 17 juta orang dengan gangguan penglihatan. Delapan juta di antaranya buta total, menurut Asosiasi Tunanetra China.

Dalam beberapa dekade terakhir, kota-kota di China telah membangun jalan untuk tunanetra, menambahkan huruf braille pada panel lift, dan memperbolehkan orang tunanetra mengikuti ujian untuk pekerjaan pemerintah dan perguruan tinggi.

"Tapi komunitas tunanetra tidak punya banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kultur,” kata Dawning Leung, pendiri Asosiasi Deskripsi Audio di Hong Kong. Ia juga mengatakan bahwa kaum tunanetra terkucil dari bioskop, teater atau pameran seni lantaran tak ada kesadaran tentang perlunya narasi audio.

"Bahkan deskripsi audio di museum ditulis dengan mempertimbangkan orang yang dapat melihat. Mereka memberi tahu tentang sejarah sebuah benda atau di mana (benda itu) ditemukan, tapi jarang menggambarkan seperti apa rupanya,” tutur Dawning.

Selama bertahun-tahun para aktivis telah mendorong undang-undang yang meminta deskripsi audio untuk film, program televisi atau karya seni di China daratan, seperti yang ada di Hong Kong. Namun, kemajuannya tidak banyak.

Pemutaran film gratis dari Xin Mu menawarkan kesempatan langka bagi penonton tunanetra untuk menjadi bagian dari box office terbesar di dunia.

"Film membantu memperkaya hidup saya… mereka membantu saya memahami tantangan hidup,” kata Zhang. Film favoritnya adalah blockbuster Bollywood "Dangal”, tentang seorang ayah yang tegas melatih putrinya untuk mengatasi tabu sosial dan menjadi pegulat juara.

"Kadang-kadang saya berpikir, sama halnya seperti protagonis di film, saya dapat mengubah nasib saya dengan bekerja keras,” pungkasnya.

Baca juga: Kisah Ambasciatori Bioskop Film Porno Terakhir di Roma, Hidup Segan Mati Tak Mau

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com