KABUL, KOMPAS.com - Australia telah mengevakuasi lebih dari 800 orang termasuk warga Afghanistan yang pernah membantu pasukan asing di tengah situasi tidak menentu di Kabul.
Sebuah pesawat angkut Angkatan Udara Australia berhasil mengevakuasi 470 orang pada hari Minggu (22/8/2021) malam, yang terdiri dari warga Australia, Afghanistan dan Inggris, ke Dubai untuk diproses lebih lanjut.
Dalam evakuasi sebelumnya, pihak Australia telah mengangkut lebih dari 300 orang yang diwarnai dengan situasi kacau-balau saat Kabul jatuh ke tangan Taliban pada hari Minggu (15/8/2021).
Baca juga: Taliban Klaim Rebut Panjshir, Basis Terakhir Pasukan Perlawanan
Menteri Pertahanan Australia Karen Andrews menyebutkan jumlah warga yang akan dievakuasi oleh Australia terus mengalami perubahan.
"Jumlahnya cukup besar. Saya tak ingin menyebutkan berapa pastinya karena terus berubah seiring dengan kian banyaknya orang yang ingin datang ke Australia," ujar Menteri Karen.
Australia telah mengumumkan akan menerima 3.000 warga Afghanistab yang melarikan diri dari kekuasaan Taliban, melalui skema visa kemanusiaan.
Kerumunan warga di sekitar daerah Bandara Internasional Kabul terus bertambah meskipun pasukan Taliban telah mendirikan blokade.
Saksi mata melaporkan tidak ada lagi orang yang mengalami cedera serius pada hari Minggu dan telah terbentuk antrean panjang.
Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan tujuh warga Afghanistan tewas terinjak saat ribuan orang memaksakan diri memasuki gerbang bandara pada Hari Sabtu.
Laporan media Sky News menayangkan pasukan militer berdiri di atas pagar tembok dan berupaya menarik warga yang cedera serta menyemprotkan air ke arah kerumunan.
Seorang pejabat NATO menyebutkan sedikitnya 20 orang telah tewas di area bandara dalam tujuh hari terakhir.
AS dan sekutunya telah mengirimkan ribuan pasukan untuk membantu proses evakuasi warga asing dan warga Afghanistan yang rentan, namun mereka menghindari area lain di luar kawasan bandara.
"Pasukan kami menjaga jarak yang ketat dari area di luar Bandara Kabul demi menghindari gesekan dengan pasukan Taliban," demikian pernyataan pejabat NATO.
Baca juga: AS Cari Jalur Darat untuk Lanjutkan Evakuasi di Afghanistan