KOMPAS.com - Pada pukul 04.45 tanggal 1 September 1939, langit sebelum fajar bersinar di atas Laut Baltik.
Namun, suasana hening lantas berganti riuh
saat kapal perang Jerman Schleswig-Holstein menembaki benteng Polandia di Semenanjung Westerplatte.
Pasukan penyerang yang tersembunyi di atas kapal menyerbu garis pantai.
Kapal perang segera menembakkan salvo pertama--dan inilah, serangan dari memicu Perang Dunia II.
Baca juga: Fakta Unik tentang Softdrink dalam Perang Dunia Ii
Dilansir History, tanpa deklarasi perang, 1,5 juta tentara menyerbu perbatasan Nazi Jerman sepanjang 1.750 mil dengan Polandia.
Mereka datang dari utara, selatan dan barat. Melalui darat, udara, dan laut, dalam upaya mendapatkan kembali wilayah yang hilang dalam Perjanjian Versailles dan menjajah tetangganya.
Nazi membanjiri pertahanan Polandia kuno dengan taktik blitzkrieg, atau “perang kilat.
Tank Jerman, Luftwaffe, segera menghancurkan lapangan terbang, mengebom kereta penumpang,dan merobohkan warga sipil tanpa pandang bulu dengan tembakan senapan mesin.
Bom pembakar membakar Katowice, Krakow, dan ibu kota Warsawa.
Melalui laut, kapal perang dan U-boat Jerman menyerang angkatan laut Polandia.
Militer Polandia yang berkekuatan 1 juta orang kekurangan awak dan perlengkapan. Begitu kunonya beberapa unit tentara sehingga kuda kavaleri berlari ke garis depan untuk menghadapi tank lapis baja musuh yang perkasa.
Baca juga: Spesifikasi Panther, Tank Nazi Jerman dalam Perang Dunia II
Kanselir Jerman Adolf Hitler telah mengayunkan pedangnya di Polandia selama berbulan-bulan.
Seperti yang telah dilakukannya sebelum pendudukan negara lain, Hitler mengklaim bahwa etnis Jerman sedang dianiaya di Polandia.
Berbicara beberapa jam setelah tembakan pertama, Hitler mengatakan dia bertindak tegas dalam pembelaan diri yang dapat dibenarkan dalam menanggapi serangan Polandia di tanah Jerman malam sebelumnya.
Serangan-serangan itu tidak diluncurkan oleh Polandia, tetapi merupakan operasi yang diatur dengan hati-hati yang dikelola oleh mesin propaganda Nazi sebagai dalih untuk invasi.