Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Minta AS dan Dunia “Membimbing secara Positif” Afghanistan di Bawah Taliban

Kompas.com - 30/08/2021, 10:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - China meminta masyarakat internasional harus terlibat dengan penguasa baru Taliban Afghanistan, dan "membimbing secara positif" mereka.

Hal itu disampaikan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam panggilan telepon pada Minggu (29/8/2021).

Baca juga: Beberapa Roket Terbang di Kabul Afghanistan, Target Belum Diketahui

Menurut Wang, Washington harus bekerja dengan komunitas internasional untuk memberikan bantuan ekonomi dan kemanusiaan ke Afghanistan, membantu rezim baru menjalankan fungsi pemerintahan secara normal, menjaga stabilitas sosial, dan menghentikan mata uang agar tidak terdepresiasi yang bisa membuat biaya hidup meningkat.

"Sambil menghormati kedaulatan Afghanistan, AS harus mengambil tindakan nyata untuk membantu Afghanistan memerangi terorisme dan menghentikan kekerasan, daripada bermain standar ganda atau memerangi terorisme secara selektif," ujat Wang melansir Reuters.

Ia memperingatkan "penarikan tergesa-gesa" dapat memungkinkan kelompok teroris " berkumpul lagi dan kembali lebih kuat."

TV pemerintah China mengatakan panggilan itu dilakukan atas undangan Washington.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Blinken dan Wang berbicara tentang "pentingnya masyarakat internasional meminta pertanggungjawaban Taliban.”

Itu utamanya terkait komitmen publik yang telah Taliban buat, mengenai perjalanan yang aman dan kebebasan untuk bepergian bagi warga Afghanistan dan warga negara asing.

Sebelum kekacauan dua minggu terakhir, para pejabat AS berpendapat penarikan dari Afghanistan akan membebaskan waktu dan perhatian para pemimpin senior politik dan militer AS, serta beberapa aset militer, untuk fokus pada Indo-Pasifik dan tantangan yang ditimbulkan oleh China, yang telah dinyatakan oleh pemerintahan Biden sebagai prioritas kebijakan luar negerinya.

Tetapi media yang dikendalikan pemerintah China kerap memanfaatkan penarikan yang kacau ini, dan menggambarkan dukungan AS untuk sekutunya berubah-ubah.

Baca juga: Taliban Rampas Helikopter Black Hawk dan Humvee Peninggalan AS di Afghanistan

China belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan, tetapi Wang Yi bulan lalu menjamu Mullah Baradar, kepala kantor politik kelompok itu.

Dalam pertemuan itu dia juga mengatakan dunia harus membimbing dan mendukung negara itu saat transisi ke pemerintahan baru, alih-alih menempatkan lebih banyak tekanan di atasnya.

Wang sebelumnya mengatakan kepada Blinken dalam sebuah telepon pada 16 Agustus bahwa penarikan tergesa-gesa pasukan AS dari Afghanistan memiliki "dampak negatif yang serius".

Beijing saat itu berjanji bekerja dengan Washington untuk mempromosikan stabilitas di Afghanistan.

Meski begitu, Wang mengatakan Washington tidak dapat mengharapkan kerja sama China jika upaya itu juga berusaha "menahan dan menekan China dan merusak hak dan kepentingan sah China," menurut laporan media pemerintah China pada saat panggilan telepon sebelumnya.

Pembicaraan itu terjadi ketika hubungan antara Beijing dan Washington berada pada titik terendah dalam beberapa dekade, dan tepat setelah rilis penilaian intelijen AS tentang asal-usul Covid-19.

China menilai laporan intelijen AS itu "salah" mengeklaim bahwa Beijing menghalangi penyidikan, dan menolak itu sebagai " tidak kredibel secara ilmiah."

Baca juga: Militer AS Serang Kendaraan ISIS-K yang Penuh Bahan Peledak di Kabul dengan Pesawat Tak Berawak

Kedua diplomat itu juga membahas hubungan AS-China pada Minggu (29/8/2021), menurut pernyataan China.

Wang mengatakan komunikasi baru-baru ini antara kedua negara tentang Afghanistan dan perubahan iklim menunjukkan bahwa dialog dan kerja sama lebih baik daripada konfrontasi, katanya.

"China akan mempertimbangkan bagaimana terlibat dengan pihak AS berdasarkan sikap AS terhadap China," kata Wang seperti dikutip Reuters.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com