Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer AS Serang Kendaraan ISIS-K yang Penuh Bahan Peledak di Kabul dengan Pesawat Tak Berawak

Kompas.com - 30/08/2021, 07:17 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Militer Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi telah melakukan serangan pesawat tak berawak pada Minggu (29/8/2021), dan berhasil menghancurkan kendaraan ISIS-K penuh bahan peledak yang akan menuju bandara Kabul.

"Pasukan militer AS melakukan serangan udara tak berawak di atas cakrawala hari ini di sebuah kendaraan di Kabul, dan menghilangkan ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi di bandara Internasional Hamad Karzai," juru bicara Komando Pusat AS Kapten Angkatan Laut Bill Urban menulis dalam sebuah pernyataan melansir CNN

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Ledakan Bom di Afghanistan | Pengganti Kim Jong Un

Pasukan AS berlomba menyelesaikan operasi evakuasi mereka sebelum batas waktu Selasa (31/8/2021). Namun upaya itu dihadapkan dengan ancaman serangan teror baru di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.

Sebuah bom bunuh diri di luar gerbang bandara pada Kamis (26/8/2021) menewaskan 13 anggota layanan AS dan sedikitnya 170 lainnya.

Serangan pesawat tak berawak Minggu (29/8/2021) menyasar kendaraan adalah operasi kedua pasukan AS yang menargetkan kelompok teror ISIS-K dalam waktu tiga hari.

"Kami yakin berhasil mencapai target. Ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak."

Taliban, yang sekarang menguasai Afghanistan, mengutuk serangan itu pada Minggu (29/8/2021) malam, dengan mengatakan AS telah melanggar kedaulatan negara itu.

Bilal Kareemi, juru bicara Taliban, mengatakan kepada CNN bahwa "tidak benar melakukan operasi di wilayah lain".

AS menurutnya seharusnya memberi tahu Taliban. "Setiap kali AS melakukan operasi seperti itu, kami mengutuk mereka," katanya.

Baca juga: Taliban Akui Pemimpin Tertingginya Ada di Afghanistan, Segera Tampil ke Publik


Seorang pejabat AS mengonfirmasi lokasi serangan berada di lingkungan Khaje Bughra di Kabul.

Kendaraan yang menjadi sasaran AS dalam serangan udara pada Minggu (29/8/2021) di Kabul itu berada di sebelah sebuah gedung dan berisi satu pembom bunuh diri, kata seorang pejabat AS kepada CNN.

Masih belum jelas apakah kendaraan itu dimaksudkan sebagai bom mobil, atau apakah pelaku bom bunuh diri menggunakannya untuk transportasi.

"Itu dimuat (bahan peledak) dan siap untuk pergi," kata pejabat AS itu kepada CNN.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada CNN bahwa menurut laporan awal, targetnya adalah kendaraan yang diyakini berisi beberapa pelaku bom bunuh diri.

“Ancaman itu juga bisa berupa bom mobil atau seseorang dengan rompi bunuh diri,” katanya, mengutip laporan awal.

Urban mengatakan pada Minggu (29/8/2021) sebelumnya bahwa militer AS sedang "menilai kemungkinan korban sipil, meski pihaknya mengaku tidak memiliki indikasi itu saat ini.

Juru bicara Komando Pusat AS itu juga mengatakan akan tetap waspada terhadap potensi ancaman di masa depan.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Sebut AS Rubah Licik Atas Kondisi Kacau Afghanistan Sekarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com