Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluk-beluk Penyelundupan Manusia dari Afghanistan ke Turki

Kompas.com - 29/08/2021, 22:07 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Usai kekalutan di Afghanistan, banyak orang berusaha melarikan diri dari Taliban dan minta bantuan penyelundup guna membawa mereka keluar dari negara itu. Seorang penyelundup berbicara pada DW tentang bisnis kriminalnya.

"Saudaraku, orang telah diselundupkan melintasi perbatasan sejak perbatasan ada. Bisnis ini akan berlanjut selama perbatasan masih ada,” jelas Baver, seorang penyelundup berusia 32 tahun yang beroperasi di perbatasan antara Turki dan Iran.

Untuk menjaga kerahasiaan identitasnya, ia menolak untuk bertemu DW. Ia berkomunikasi dengan DW melalui WhatsApp, menggunakan ponsel seorang kenalannya.

Baca juga: Para Warlord Ternama Afghanistan Berniat Negosiasi dengan Taliban

Baver mengatakan bahwa perannya dalam organisasinya sangatlah penting. Adalah tanggung jawabnya untuk membawa pengungsi ke "zona aman”, yang dalam hal ini terletak di kota Van, kawasan Anatolia Timur.

"Saya telah membawa ribuan orang melewati perbatasan,” katanya dengan sedikit rasa bangga.

Ia tidak mau mengatakan ke mana tepatnya ia menyelundupkan orang-orang melalui perbatasan Iran-Turki.

Baver memperingatkan bahwa seluruh operasi organisasinya akan runtuh jika rute-rutenya ditemukan.

Ini mencakup sebuah jaringan penyelundupan manusia yang merentangi Afghanistan, Pakistan, Iran, Turki, dan bahkan beberapa wilayah Eropa.

Baca juga: Paus Fransiskus Ajak Umat Kristiani Berdoa dan Berpuasa demi Perdamaian Afghanistan

Perang melawan penyelundupan manusia

Baver terkesan gugup dan berbicara dengan DW dengan tergesa-gesa. "Saya harus berhati-hati jika saya tidak ingin polisi mengawasi saya,” katanya.

Polisi telah meningkatkan patroli mereka di kota-kota Turki di sepanjang perbatasan Iran. Bahkan sebelum perebutan kekuasaan oleh Taliban di Afghanistan, polisi telah melakukan beberapa operasi di sana.

Banyak kasus pengadilan telah diluncurkan dan sejak awal tahun ini saja sebanyak 920 tersangka penyelundup telah dibawa ke pengadilan. "Saya tidak ingin menjadi salah satu dari mereka,” tutur Baver.

Ia menyebut para migran yang ia selundupkan melewati perbatasan sebagai "tamu"-nya. Istilah khusus yang dikodifikasi seperti ini dimaksudkan untuk mempersulit polisi memahami komunikasi para penyelundup.

Itu juga merupakan alasan kenapa mereka lebih memilih untuk berkomunikasi melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp atau Telegram, yang sulit untuk dipantau oleh polisi.

Baca juga: Dua Atlet Afghanistan untuk Paralimpiade Disambut Penuh Emosional di Tokyo

Bisnis penyelundupan internasional

Para pengungsi Afghanistan harus melalui perjalanan sepanjang ribuan kilometer sebelum sampai di Turki.OZAN KOSE/AFP via DW INDONESIA Para pengungsi Afghanistan harus melalui perjalanan sepanjang ribuan kilometer sebelum sampai di Turki.

Afghanistan telah menjadi sumber aliran pengungsi selama bertahun-tahun, menjadikannya sebuah tempat di mana bisnis penyelundupan manusia menjadi makmur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com