Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Klaim Benar-benar Mampu Hentikan Rudal China

Kompas.com - 25/08/2021, 18:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berbicara tentang pencegahan rudal negaranya dan meminta angkatan bersenjata "mengantisipasi musuh", dengan anggaran khusus triliunan rupiah untuk meningkatkan kemampuan serangan presisi pulau itu.

Hal itu disampaikan dalam sambutan singkatnya saat mengunjungi markas komando rudal angkatan udara dan pusat manufaktur senjata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Bersamaan dengan peringatan 63 tahun Krisis Selat Taiwan 1958, Tsai saat itu kembali menekankan pentingnya pertahanan nasional.

Baca juga: Presiden Taiwan Terima Vaksin Covid-19 Medigen, Produksi Dalam Negerinya yang Kontroversial

“Kami mungkin tidak dapat mengontrol di mana musuh mengarahkan rudalnya, tetapi kami benar-benar mampu menghentikan rudal musuh yang menyerang tanah air tercinta kami,” katanya merujuk pada pasukan roket China di seberang selat.

"Semakin kuat tekad kita untuk membela negara kita, semakin kecil kemungkinan pasukan asing akan bertindak gegabah. Kita harus melakukan persiapan yang memadai untuk mengantisipasi musuh," tambah Tsai.

Para perencana dan analis pertahanan telah menyayangkan sedikitnya pengeluaran pertahanan negara kepulauan itu.

Meskipun tumbuh dari tahun ke tahun, proporsi anggaran pertahanan Taiwan terus merosot di bawah 2 persen dari PDB.

Pasalnya, pemerintahan Tsai tidak mampu mengatasi rintangan domestik termasuk persepsi publik tentang pengeluaran militer dan efektivitasnya.

Meskipun digambarkan sebagai pemimpin yang paling menekankan pertahanan nasional dalam beberapa dekade terakhir, Tsai dan pemerintahnya hanya mendapatkan anggaran pertahanan 2020 sebesar 12,2 miliar dollar AS (Rp 175,6 triliun), atau 1,9 persen dari PDB negara itu, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Jumlah yang dialokasikan lebih kecil daripada tetangga terdekatnya, termasuk Jepang dan Korea Selatan. Sementara dibandingkan dengan China, anggaran itu 20 kali lebih kecil.

Baca juga: Menlu Taiwan Tuding China Ingin Meniru Taliban

Taiwan menghabiskan sedikit lebih banyak anggaran pertahanan daripada Singapura pada periode yang sama, menurut institut itu.

Tetapi negara kota Asia Tenggara itu mengalokasikan 3,2 persen dari PDB untuk mempertahankan kekuatan pertahanan modernnya, yang didukung oleh wajib militer yang ketat dan teratur.

Tsai telah mendorong reformasi pertahanan sejak menjabat pada 2016. Kebutuhan pertama untuk strategi pertahanan Taiwan secara keseluruhan, dan kemudian untuk pasukan cadangan pulau itu, yang oleh para pengamat dinilai tidak cukup terlatih.

"Dalam beberapa tahun terakhir, untuk menunjukkan tekad kami mempertahankan diri, kami melanjutkan reformasi pertahanan," kata Tsai.

“Selain program pertahanan otonom untuk memproduksi pesawat dan kapal kami sendiri, kami melanjutkan upaya kami di bidang perang asimetris dan reformasi pasukan cadangan dengan harapan reformasi pertahanan memenuhi persyaratan modern.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com