Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Perintahkan Semua Pekerja Wanita Afghanistan Tinggal di Rumah

Kompas.com - 25/08/2021, 07:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Semua pekerja wanita Afghanistan diharuskan tinggal di rumah sementara oleh Taliban sampai sistem yang tepat ditetapkan untuk memastikan keamanan mereka.

"Ini benar-benar prosedur sementara," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam konferensi pers di Kabul pada Selasa (24/8/2021), seperti diwartakan BBC pada Rabu (25/8/2021).

Saat ini, sudah sembilan hari Taliban mengambil penuh kekuasaan negara, yang dicurigai akan menerapkan kembali aturan Islam versi keras yang pernah mereka lakukan sebelum digulingkan pada 2001.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Tentara Wanita Afghanistan yang Dilatih AS Bakar Seragamnya

Mengenai situasi wanita Afghanistan, dia mengatakan bahwa pembatasan apa pun akan berumur pendek.

"Pasukan keamanan kami tidak terlatih (dalam) bagaimana menangani wanita, bagaimana berbicara dengan wanita," kata Mujahid.

"Sampai kami memiliki keamanan penuh...kami meminta wanita untuk tinggal di rumah," lanjutnya.

Baca juga: Ada 3 Wanita Melahirkan Selama Penerbangan Evakuasi AS dari Bandara Kabul

Sejak Taliban kembali berkuasa, mereka telah mencoba memberikan citra yang menjanjikan hak-hak bagi wanita dan anak perempuan, serta kebebasan berbicara.

BPP menyoroti laporan-laporan yang "kredibel" tentang kekejaman Taliban, khususnya pengekangan terhadap wanita.

Komisioner Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet pada Selasa (24/8/2021) mengatakan bahwa hak-hak wanita Afghanistan berada di "bawah garis merah". Ia sangat prihatin atas hal itu.

Baca juga: Wanita Afghanistan Melahirkan saat Penerbangan Evakuasi

Selain mengungkapkan keprihatinan atas hak-hak perempuan, Bachelet juga mengatakan bahwa dia telah menerima laporan perekrutan tentara anak dan eksekusi oleh Taliban.

Dia berbicara pada pertemuan darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa. Setelah itu, dewan mengesahkan sebuah resolusi yang menegaskan "komitmen tak tergoyahkan" untuk hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Baca juga: Dituduh Buat Masakan Tak Enak, Seorang Wanita Dibakar Taliban

Namun, resolusi tersebut tidak memenuhi apa yang diminta oleh banyak kelompok hak asasi manusia, khususnya tidak merekomendasikan penunjukan penyelidik khusus PBB untuk Afghanistan.

Dalam konferensi pers di Kabul pada Selasa (24/8/2021), juru bicara Taliban juga membahas evakuasi yang dipimpin AS dari ibu kota Kabul.

Pasukan AS sejauh ini telah mengevakuasi 58.700 orang dari bandara Kabul yang dikendalikan AS, dan harus sudah berakhir pada 31 Agustus, seperti yang ditegaskan oleh Mujahid.

Baca juga: Kisah Hidup Wanita Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban pada 1999

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com