KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban dilaporkan membakar seorang perempuan setelah menuduhnya membuat masakan yang tidak enak.
Sepekan menguasai Afghanistan, berbagai kabar mengenai perlakuan kasar pemberontak kepada wanita mulai terkuak.
Mantan hakim Najla Ayoubi menuturkan, dia sudah berbicara dengan para korban mengenai perlakuan ekstrem yang mereka terima.
Baca juga: Taliban Diduga Membakar Taman Hiburan di Afghanistan
Kepada Sky News, Ayoubi mengungkapkan ada satu wanita yang dibakar karena dituding membuat masakan tidak enak kepada Taliban.
"Mereka memaksa warga untuk memberikan atau membuatkan mereka makanan," paparnya seperti diberitakan New York Post Sabtu (21/8/2021).
Former Afghan judge Najla Ayoubi says she had to "flee" for her life from the Taliban after speaking in favour of women and women's rights.
She says she's spoken to hundreds of her fellow activists in Afghanistan and many of them are "in hiding".https://t.co/L3t5CE65aD pic.twitter.com/btj45ANiDm
— Sky News (@SkyNews) August 20, 2021
Ayoubi yang kini menjadi salah satu ketua di organisasi Every Woman Treaty berujar, ada juga yang perempuan yang dijual.
Dilansir Daily Mirror, para perempuan itu dimasukkan ke dalam peti dan dibawa sebagai budak seks ke negara lain.
Terdapat juga laporan ada keluarga yang dipaksa menikahkan putri mereka yang masih kecil kepada anggota Taliban.
Maupun kabar yang beredar seorang perempuan ditembak mati oleh kelompok pemberontak karena tak mengenakan burka.
Baca juga: Mengenal Lembah Panjshir, Satu-satunya Wilayah yang Belum Ditaklukkan Taliban
"Saya tidak melihat janji mereka bahwa wanita harus bekerja, sementara mereka melakukan kekejaman seperti itu," kecamnya.
Ayoubi yang kini mengasingkan diri di AS menerangkan, dia sudah mengumpulkan laporan mengenai penyiksaan terhadap perempuan di Afghanistan.
Laporan-laporan itu dikumpulkan dari rekannya sesama aktivis, yang kini terpaksa bersembunyi setelah pemberontak berkuasa.
Ayoubi mengatakan kehidupan di bawah kekuasaan pemberontak adalah mimpi buruk. Jabatannya sebagai penegak hukum seolah tidak berlaku.
Baca juga: Kisah Hidup Wanita Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban pada 1999
Dia mengungkapkan bagaimana harus ke pasar membawa tetangganya yang baru berusia empat tahun, karena jauh lebih berharga dibanding dirinya.
Sebelumnya dalam konferensi pers, juru bicara pemberontak Zabihullah Mujahid menjanjikan perubahan fundamental.
Mujahid menjelaskan, salah satu perubahan tersebut adalah penghormatan terhadap hak wanita sesuai dengan syariah.
Dia mengeklaim Taliban mengizinkan perempuan untuk bekerja, meski tak dijelaskan secara spesifik pekerjaan seperti apa yang mendapat lampu hijau.
Baca juga: Taliban Eksekusi Mantan Pentolan ISIS Asia Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.