Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pertahanan Inggris Salahkan Trump atas Memburuknya Kondisi Afghanistan

Kompas.com - 14/08/2021, 14:21 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Menteri pertahanan Inggris menyalahkan buruknya kesepakatan antara pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Taliban yang menggerakkan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan.

"Pada saat Trump berurusan dengan, tentu saja, Taliban, saya merasa bahwa itu adalah kesalahan untuk melakukannya dengan cara itu," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, kepada Sky News, melansir Insider pada Jumat (13/8/2021)

Baca juga: Pentagon Sebut Taliban Berusaha Mengisolasi Ibu Kota Afghanistan

"Kita semua, sebagai komunitas internasional, mungkin akan membayar konsekuensi dari itu (kesepakatan pemerintahan Trump-Taliban)."

Menurutnya, kesepakatan Doha antara Taliban dan AS di bawah pemerintahan Trump adalah kesepakatan yang bobrok. Pasalnya dengan itu, Taliban yang tidak menang merasa bahwa mereka menang, dan itu merusak pemerintah Afghanistan.

“Sekarang kita berada dalam posisi di mana Taliban jelas memiliki momentum di seluruh negeri (Afghanistan)."

Wallace juga menyatakan keprihatinan Al Qaeda akan kembali. Munculnya “negara-negara gagal” di seluruh dunia ini disebut menyebabkan ketidakstabilan dan menimbulkan ancaman keamanan dan kepentingan dunia.

"Saya benar-benar khawatir bahwa negara-negara yang gagal adalah tempat berkembang biak bagi kelompok-kelompok (ekstremis) seperti itu," katanya.

"Tentu saja saya khawatir. Itu sebabnya saya mengatakan bahwa saya merasa ini bukan waktu atau keputusan yang tepat (menarik pasukan), karena, tentu saja, Al Qaeda mungkin akan kembali."

Pada Februari 2020, pemerintahan Trump merundingkan kesepakatan dengan Taliban di Doha. Tujuannya untuk mendorong pembicaraan damai antara pemberontak dan pemerintah Afghanistan, sambil memfasilitasi penarikan pasukan AS dan NATO.

Baca juga: Menerka Taktik Taliban dan Mengapa Militer Afghanistan Tak Berdaya?

Pemerintahan AS di bawah Joe Biden menjunjung tinggi kesepakatan itu, mengambil tanggung jawabnya dan bergerak maju dengan rencana menarik pasukan AS dan mengakhiri perang dua dekade di Afghanistan, konflik terpanjang AS.

Pada Juli, Presiden Joe Biden mengatakan memiliki kepercayaan dan keyakinan pada kemampuan pasukan Afghanistan. "Kemungkinan akan ada Taliban yang menguasai segalanya dan memiliki seluruh negara sangat tidak mungkin," katanya saat itu.

Penarikan AS dari Afghanistan sekitar 95 persen selesai ketika Taliban melancarkan serangan nasional, merebut kota demi kota.

Beberapa penilaian intelijen AS telah memprediksi Afghanistan bisa jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan bulan, bahkan mungkin dalam beberapa minggu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan pada Rabu (11/8/2021) bahwa Taliban melanggar "surat dan semangat" dari perjanjian Doha.

Alih-alih mengejar "gencatan senjata permanen dan komprehensif," semua indikasi kata dia, menunjukkan bahwa "Taliban malah mengejar kemenangan di medan perang."

Baca juga: Kandahar Direbut Taliban, Pengamat Tandai Awal dari Berakhirnya Pemerintahan Afghanistan

AS telah memberikan dukungan kepada pasukan Afghanistan melalui serangan udara, sering kali menargetkan peralatan militer yang ditangkap. Tetapi pesan dari presiden dan lainnya dalam pemerintahan Biden adalah bahwa pemerintah dan militer Afghanistan harus mengambil inisiatif.

Departemen Pertahanan AS mengumumkan pada Kamis (12/8/2021) bahwa dalam menanggapi situasi keamanan yang memburuk di Afghanistan, pihaknya mengirim 3.000 tentara untuk membantu mengevakuasi personel sipil AS di Kabul. Pasukan tambahan sekitar 4.000 tentara akan disiagakan di Kuwait.

Angkatan bersenjata Inggris juga mengirimkan ratusan pasukan tambahan untuk mendukung evakuasi personel dari Afghanistan.

Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kamis bahwa dia bisa menangani situasi ini dengan lebih baik.

Trump mengklaim bahwa Taliban "memahami apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan dapat diterima, dan itu seharusnya jadi penarikan (pasukan) yang jauh berbeda dan jauh lebih berhasil."

Baca juga: Bagaimana Taliban Bisa Merebut Wilayah-wilayah Afghanistan Begitu Cepat?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com