MANILA, KOMPAS.com - Pengemudi becak motor di Filipina, Jesus Gomez (77), sudah berjuang keras mencari nafkah bahkan sebelum ibu kota Manila lockdown lagi minggu lalu.
Lockdown Manila membuat sebagian besar pelanggannya tidak beranjak dari rumah dan mengurangi separuh pendapatannya yang tak seberapa.
Sewa kontrakannya menunggak enam bulan dan tidak ada uang untuk membeli gas masak.
Baca juga: Ibu Kota Filipina Lockdown Lagi untuk Tangani Covid-19 Varian Delta
Selain Gomez, ada ratusan orang lainnya yang pada Rabu (11/8/2021) mengantre penerimaan bantuan pemerintah 1.000 peso (Rp 285.000) di lapangan basket.
Sekitar 80 persen dari 13 juta orang lebih di Manila memenuhi syarat Bantuan Langsung Tunai (BLT) satu kali, untuk meringankan penderitaan ekonomi akibat lockdown terbaru.
"Ini sangat membantu karena jika tidak ada bantuan tunai saya tidak bisa membeli gas (masak)," kata Gomez, yang selama lockdown penghasilannya paling banter hanya 200 peso (Rp 57.000) sehari.
Pembatasan yang diberlakukan sejak awal pandemi menghancurkan ekonomi Filipina, menimbulkan jutaan PHK, dan membuat banyak keluarga kelaparan.
Lonjakan kasus Covid-19 sebagian akibat varian Delta yang sangat menular, memicu lockdown di ibu kota dan daerah lainnya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte baru-baru ini mengatakan, negara itu tidak bisa lockdown lagi.
Tetapi dengan hanya sekitar 10 persen dari populasi yang divaksinasi penuh dan rumah sakit terisi cepat, pemerintah hanya punya sedikit pilihan untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Aturan yang lebih ketat, yang mencakup jam malam delapan jam serta larangan makan di restoran dan olahraga di luar ruangan, diperkirakan akan merugikan ekonomi sekitar 3 miliar dollar AS (Rp 43,11 triliun) per minggu.
Baca juga: Varian Delta Merajalela, Filipina Terapkan Lockdown yang Lebih Ketat
Namun, mereka kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi, jelasnya sambil duduk di kursi plastik menunggu namanya dipanggil untuk mengambil BLT.
“Kalau saya tidak bekerja, saya tidak makan,” kata Guerrero, yang berencana menggunakan bantuan itu untuk membeli bahan makanan pada Minggu, satu-satunya hari liburnya.
Sementara itu Gomez bercerita, sekarang satu peso (Rp 285) pun sangat penting baginya.
"Sebelumnya saya bisa mudah bekerja dengan becak motor, tapi sekarang bahkan satu peso pun penting," kata Gomez kepada AFP, sebelum berjalan kembali ke kendaraannya dengan harapan menemukan pelanggan yang kini langka.
Gomez berkata, dia hanya diizinkan bekerja setiap dua hari dalam aturan terbaru, untuk memastikan para pengemudi memiliki kesempatan mendapatkan uang.
Tapi itu tidak cukup.
Baca juga: Viral Foto Pejabat Filipina Lebih Besar dari Peraih Emas Olimpiade, Apakah Asli?
Gomez berutang 20.000 peso (Rp 5,7 juta) kepada pemilik kontrakannya dan terancam diusir. Ia sampai menjual AC-nya belum lama ini untuk menambah pemasukan.
Jika perlu, Gomez mengaku akan menjual becak motornya untuk menutupi utangnya.
Tapi itu akan menjadi pilihan terakhirnya, kata Gomez, yang berencana untuk tetap bekerja hingga usia 80-an.
Baca juga: Presiden Filipina: Kalau Tolak Vaksin Covid-19, Saya Suntik Vaksin Babi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.