Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Bergerak Maju dengan Cepat, Afghanistan Terapkan Jam Malam

Kompas.com - 25/07/2021, 05:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintah Afghanistan memberlakukan jam malam di hampir seluruh negara pada Sabtu (24/7/2021) untuk menghentikan Taliban menyerang kota-kota.

Selain ibu kota Kabul dan dua provinsi lainnya, tidak ada pergerakan yang diizinkan antara pukul 22.00 dan 04.00 waktu setempat.

Baca juga: Joe Biden Tegaskan Dukungan ke Afghanistan, Gelontorkan Bantuan Rp 1,4 Triliun

Pertempuran antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan telah meningkat selama dua bulan terakhir, seiring penarikan pasukan internasional dari negara itu.

Kelompok militan diperkirakan telah menguasai hingga setengah dari seluruh wilayah. Pergerakan ini bergerak cepat setelah penarikan AS dari negara itu.

Taliban merebut kembali penyeberangan perbatasan dan wilayah lain di daerah pedesaan.

Taliban, milisi fundamentalis yang didorong keluar dari kekuasaan oleh invasi AS hampir 20 tahun yang lalu, juga telah merebut jalan-jalan utama untuk memotong rute pasokan.

Milisi Taliban kini telah mendekati sejumlah kota besar, tetapi belum dapat mengendalikan satu pun.

"Untuk mengekang kekerasan dan membatasi gerakan Taliban, jam malam telah diberlakukan di 31 provinsi," kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan dalam sebuah pernyataan melansir BBC pada Sabtu (24/7/2021).

Namun, menurut pernyataan itu, Kabul, Panjshir dan Nangarhar dikecualikan dalam .

Baca juga: Taliban: Tidak Ingin Monopoli Afghanistan, Hanya Presiden Ashraf Ghani Harus Dicopot

Ketika Taliban terus maju, bentrokan sengit telah terjadi minggu ini di pinggiran kota Kandahar.

Sebagai tanggapan, AS melancarkan serangan udara terhadap posisi militan di daerah itu pada Kamis (22/7/2021).

Tetapi dengan operasi AS di Afghanistan yang secara resmi akan berakhir pada 31 Agustus, ada kekhawatiran tentang bulan-bulan mendatang.

Pasukan pimpinan AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan di Afghanistan pada Oktober 2001.

Kelompok itu menyembunyikan Osama Bin Laden dan tokoh Al-Qaeda lainnya yang terkait dengan serangan 11 September di AS.

Presiden Biden membenarkan penarikan AS dan mengeklaim pasukannya memastikan Afghanistan tidak dapat lagi menjadi basis bagi pasukan asing untuk berkomplot melawan Barat.

Baca juga: Penerjemah Afghanistan untuk Pasukan AS Ini Dipenggal Taliban

Awal bulan ini, pasukan AS diam-diam berangkat dari lapangan terbang Bagram, sebuah pangkalan luas yang merupakan pusat operasi AS di Afghanistan dan pernah menampung puluhan ribu tentara.

Beberapa analis intelijen AS khawatir Taliban dapat menguasai negara itu dalam waktu enam bulan, menurut penilaian yang dibagikan kepada para pejabat pada Juni.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com