Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Cara India Redakan Tsunami Covid-19, Bisakah Indonesia Tiru?

Kompas.com - 16/07/2021, 12:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pada April-Mei 2021, India mengalami lonjakan kasus baru Covid-19 sangat tinggi yang diibaratkan seperti tsunami.

Setelah kurva melandai pada awal tahun, kasus Covid-19 India tiba-tiba melonjak tinggi hingga ratusan ribu kasus per hari.

Menurut data Worldometers, puncak tertingginya adalah tanggal 6 Mei ketika dalam sehari ada 414.433 kasus baru virus corona di India.

Baca juga: Indonesia Melampaui India, Bersiap Jadi Episentrum Baru Covid-19 Asia

Namun, setelah dihantam tsunami Covid-19, kurva kasus baru di India perlahan turun lagi.

Sejak pertengahan Juni, angkanya stabil di bawah 70.000 kasus harian, lalu memasuki Juli berada di kisaran 30.000-40.000 kasus per hari.

Gambar kurva kasus harian Covid-19 di India hingga Jumat (16/7/2021). Tampak setelah tsunami Covid-19 pada April-Mei, yang dalam 24 jam bisa mencapai 300.000-400.000 kasus, kini turun perlahan dan stabil di kisaran 30.000-40.000 kasus per hari.WORLDOMETERS Gambar kurva kasus harian Covid-19 di India hingga Jumat (16/7/2021). Tampak setelah tsunami Covid-19 pada April-Mei, yang dalam 24 jam bisa mencapai 300.000-400.000 kasus, kini turun perlahan dan stabil di kisaran 30.000-40.000 kasus per hari.
Lantas, apa yang dilakukan India?

Pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengemukakan bahwa India melakukan berbagai upaya maksimal sehingga angka kasus baru terus turun dengan cepat.

"Pada 8 Mei 2021, ada 400.000 kasus, kemarin (7/7/2021) angkanya turun sepuluh kali lipat dalam waktu dua bulan. Pada 10 Juni 2021, angkanya 100.000 kasus dan sekarang sudah di bawah 40.000 kasus," katanya dikutip dari Antara, 8 Juli 2021.

"Angka kasus di India naik hingga 40 kali lipat, tapi di sisi lain dia turun dengan sangat cepat," ungkap eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020 itu saat menjadi pembicara dalam agenda Diskusi Penanganan Covid-19 di Indonesia yang diselenggarakan LKBN Antara di Jakarta, Kamis (8/7/2021).

Berikut adalah tiga langkah utama India dalam meredakan tsunami Covid-19.

1. Pembatasan sosial berbagai tingkat

Antrean warga di Delhi India. Kasus infeksi di daerah tersebut termasuk yang tinggi di India. shutterstock Antrean warga di Delhi India. Kasus infeksi di daerah tersebut termasuk yang tinggi di India.
Langkah pertama, ketika kasus meningkat tajam di India, beberapa daerah atau negara bagian di negara itu melakukan berbagai tingkat pembatasan sosial.

Ada yang membatasi kegiatan dengan pemberlakuan jam malam, dan ada juga yang lockdown secara penuh atau sebagian sampai beberapa waktu, jelas Tjandra.

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu melanjutkan, India juga menganalisis pola pergerakan pada saat pembatasan kegiatan yang dihubungkan dengan penurunan jumlah kasus harian.

Pada masa pengetatan wilayah, kata Tjandra, semua sektor aktivitas masyarakat dihentikan, termasuk buruh dan pabrik, semua berhenti secara total karena dikhawatirkan memberikan dampak pada pekerja.

"New Delhi misalnya, mulai menerapkan lockdown total pada 17 April 2021 dan ketika kasus mulai terkendali, maka pada 31 Mei 2021 mulai dilakukan pelonggaran dalam bentuk unlocking process secara bertahap."

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com