Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capai Level Baru, Sebaran Covid-19 Varian Delta di Afrika Makin Gawat

Kompas.com - 02/07/2021, 12:28 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

CAPE TOWN, KOMPAS.com - “Sejak awal Juni, kami memiliki 21 kematian,” ujar salah satu dokter umum di Liberia, salah satu negara di Afrika, Dr Richard Doe.

Pada Al-Jazeera, dirinya menyatakan bahwa negaranya sedang berjuang mengatasi wabah Covid-19 varian delta, yang saat ini semakin mengkhawatirkan.

“Selama orang-orang di luar sana tidak memakai masker, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak, dan mendapatkan vaksinasi, varian baru ini bisa semakin berbahaya," ujarnya.

Baca juga: Banyak yang Ngeyel, Infeksi Varian Delta di Australia Meningkat meski Lockdown

Liberia, jadi salah satu dari banyak negara di benua Afrika yang mengalami peningkatan pesat kasus Covid-19.

Lebih dari selusin negara di Afrika, telah melaporkan angka terburuk mereka sejak awal pandemi.

Ada lebih dari 650 ribu kasus baru, antara 3 Mei sampai 27 Juni 2021. Gelombang ketiga wabah, disebut sudah dimulai.

Pada konferensi pers yang digelar Kamis (1/6/2021), direktur WHO Afrika Dr Matshidiso Moeti memperingatkan bahwa "kecepatan dan skala gelombang ketiga Afrika tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya."

Baca juga: Virus Corona Varian Delta hingga Kappa Muncul di Jakarta, Berikut Rincian dan Risiko Penularannya

“Kasus baru berlipat ganda setiap tiga minggu, dibandingkan dengan setiap empat minggu pada awal gelombang kedua," ujar Moeti.

"Hampir ratusan ribu kasus dilaporkan dalam seminggu terakhir. Afrika hampir melampaui minggu terburuknya dalam pandemi ini,” tambahnya.

Moeti mengatakan, di antara 14 negara Afrika yang sekarang sedang mati-matian mengatasi lonjakan kasus, 12 di antaranya telah mendeteksi adanya varian baru virus corona. Sementara sembilan negara di antaranya sudah mendeteksi varian delta yang sangat menular.

“Dengan penyebaran varian yang lebih menular yang merajalela, ancaman terhadap Afrika meningkat ke tingkat yang sama sekali baru,” ujar Moeti.

Baca juga: Palang Merah Internasional: Indonesia di Ambang Bencana Covid-19 Varian Delta

Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, menyatakan bahwa Afrika “telah menunjukkan peningkatan substansial dalam jumlah kasus harian sejak pertengahan Mei lalu".

Jumlah kasus harian disebut meningkat tiga kali lipat.

Kepatuhan yang lemah terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan pertemuan dan pergerakan sosial, dinilai berkontribusi besar terhadap lonjakan kasus corona.

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Makin Merajalela, Begini Caranya Lindungi Anak

“Situasi di Afrika mengkhawatirkan,” cuit Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter pekan lalu. “

"Baik jumlah kasus dan kematian antara 14-20 Juni, hampir 40 persen lebih tinggi daripada minggu sebelumnya,” ujarnya, menunjukkan bahwa Afrika sedang berada di level kewaspadaan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com