Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Warga Polisi Israel dan Palestina di Yerusalem Timur yang Diduduki

Kompas.com - 23/06/2021, 04:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEL AVIV, KOMPAS.com - Para polisi Israel menggunakan granat kejut dan menyemprotkan merica ke warga Palestina pada Senin (21/6/2201) malam waktu setempat di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki.

Ada bentrokan antara pemukim Israel dan Palestina pada Senin malam sebelumnya, di mana media Israel melaporkan bahwa dua pihak saling melemparkan batu dan kursi.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 20 warga Palestina terluka dalam bentrokan itu dan laporan mengatakan beberapa orang ditangkap, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Hamas Desak Warga Palestina “Lawan” Parade Bendera Israel di Yerusalem

Mereka yang terluka termasuk 16 orang yang terluka akibat semprotan merica dan gas air mata, serta seorang lansia yang dipukul di bagian kepala.

Layanan medis juga mengatakan beberapa ambulansnya menjadi sasaran pemukim Yahudi yang melemparkan batu ke kendaraannya.

Sementara itu, puluhan pemukim Israel pada Selasa (22/6/2021) memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, menurut Departemen Wakaf Islam.

Sekitar 44 pemukim masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel, dan lebih banyak pemukim diperkirakan akan memasuki lokasi itu di hari berikutnya, katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Israel Bersiap Gelar Pawai Bendera di Yerusalem, Peringatan Ancaman Keamanan Baru

Tindakan keras yang sering dilakukan

Senin (21/6/2021) malam waktu setempat, polisi Israel terlihat menggerebek sebuah rumah warga Palestina dan melemparkan granat kejut ke warga di dalamnya.

Sheikh Jarrah telah sering menjadi tempat dilakukannya kekerasan antara polisi Israel terhadap warga Palestina, yang memprotes ancaman pengusiran paksa puluhan keluarga Palestina dari rumah mereka demi kelompok pemukim Israel garis keras.

Israel menyebutnya "perselisihan real-estate", sementara Palestina dan kelompok hak asasi mengatakan kasus tersebut menyoroti kebijakan diskriminatif yang bertujuan mendorong warga Palestina keluar dari Yerusalem.

Baca juga: Video Sinkhole Terjadi di Yerusalem, Telan Sejumlah Mobil

Ledakan kekerasan adalah gesekan terbaru di Sheikh Jarrah, setelah tindakan keras selama berminggu-minggu yang menarik perhatian internasional menjelang serangan 11 hari Israel di Gaza pada Mei.

Gencatan senjata mulai berlaku pada 21 Mei, tetapi kampanye jangka panjang oleh pemukim Yahudi untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka terus berlanjut.

Siklus ketegangan dan kekerasan bertahan dalam ujian awal yang mencolok bagi pemerintah koalisi baru Israel, yang baru berumur 1 pekan.

Baca juga: Sempat Dibatalkan, Pawai Bendera di Muslim Quarter Yerusalem Disetujui Pemerintah Israel

Pimpinan puncak di bawah perjanjian rotasi adalah Perdana Menteri Naftali Bennett, kepala partai sayap kanan Yamina.

Dalam 2 tahun, dia akan digantikan oleh Yair Lapid, pemimpin sentris Yesh Atid. Dan yang memimpin oposisi adalah pemimpin Likud Benjamin Netanyahu, yang digulingkan dari jabatan perdana menteri, setelah memegang jabatan itu selama 12 tahun.

Intervensi oleh jaksa agung Israel pada puncak kerusuhan telah menunda perintah pengusiran yang paling dekat.

Namun, kelompok-kelompok hak asasi mengatakan pemindahan paksa itu masih bisa berlanjut dalam beberapa bulan mendatang karena perhatian internasional berkurang, berpotensi memicu peperangan lagi.

Baca juga: Hamas Peringatkan Ancaman Kekerasan Baru, Israel Batalkan Pawai Yerusalem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com