Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan Meningkat, AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan

Kompas.com - 15/06/2021, 21:37 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan, salah satu kapal induknya, yakni USS Ronald Reagan, sempat memasuki Laut China Selatan untuk melakukan misi rutin, Selasa (15/6).

Dilansir Reuters, Operasi ini meliputi operasi penerbangan dengan pesawat, latihan serangan maritim, dan pelatihan taktis terkoordinasi antara unit darat dan udara.

"Operasi kapal induk di Laut China Selatan adalah bagian dari kehadiran rutin Angkatan Laut AS di Indo-Pasifik," kata Angkatan Laut AS.

Baca juga: AS Kecam Meningkatnya Penerbangan Militer China di Laut China Selatan

USS Ronald Reagan tak sendirian bergerak di laut yang disengketakan ini, tapi didampingi kapal penjelajah rudal USS Shiloh dan kapal perusak rudal USS Halsey.

Pengerahan tim tempur ini dilakukan AS saat ketegangan antara Washington dan Beijing terus meningkat, terutama pasca-pertemuan negara kelompok G7 di Cornwall, Inggris, 11 sampai 13 Juni lalu.

Dalam pertemuan itu, sikap China jadi salah satu topik utama yang dibahas tujuh negara maju yang tergabung dalam kelompok G7.

Baca juga: Duterte Larang Menteri Filipina Bahas Laut China Selatan di Depan Umum

Dalam dokumen hasil pertemuan atau communique yang dirilis usai pertemuan, negara G7 menyebut China punya banyak masalah. Mulai dari masalah HAM etnis Uighur di Xinjiang, otonomi Hong Kong, pandemi virus corona, sampai Laut China Selatan.

Karena itu, terkait masalah Xinjiang, negara G7 menyerukan China agar menghormati hak HAM dan kebebasan fundamental rakyat Xinjiang.

Tujuh negara yang punya perekonomian tertinggi di dunia itu juga meminta China memberi kebebasan dan otonomi lebih besar lagi bagi Hong Kong, berdasarkan perjanjian pengalihan status wilayah itu antara Inggris-China pada 1984.

Baca juga: Duterte Menolak Hentikan Patroli Filipina di Laut China Selatan

"Kami akan mempromosikan nilai-nilai prinsip kita, termasuk menyerukan China untuk menghormati HAM dan kebebasan, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan di Xinjiang dan Hongkong," berikut kutipan communique.

Laut China Selatan memang masih jadi salah satu pemicu ketegangan AS-China, di mana Beijing mengeklaim berhak atas hampir 90 persen wilayah Laut China Selatan.

Meski AS tak memiliki klaim wilayah di sana, mereka terus berupaya menjaga salah satu jalur perdagangan utama dunia itu sebagai perairan internasional yang bebas.

Karena itu, China kerap marah dengan pengerahan kapal dan jet tempur AS di Laut China Selatan.

Baca juga: Singgung Laut China Selatan, AS-Filipina Bakal Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Meski klaim historisnya terhadap Laut China Selatan sudah ditolak pengadilan arbitrase internasional pada 2016 lalu, China tetap menegaskan kepemilikannya dengan meningkatkan kehadiran militer di sana.

Dan, demi melawan sikap China, kapal perang AS terus memantau dan mengoperasikan Angkatan Laut-nya di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com